Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
BELUM lagi surut keluhan para pedagang kaki lima (PKL) di lokasi binaan (lokbin) di Jalan Cengkeh, kawasan Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat, Pemprov DKI berencana membuat lokbin baru di Jalan Lada yang terletak tak jauh dari sana.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, saat ini pihaknya masih mendata PKL yang biasa berdagang di sepanjang trotoar Jalan Lada.
Pedagang lokbin Taman Kota Intan di Jalan Cengkeh di bawah binaan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, serta Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta bereaksi keras dengan rencana Sandiaga itu. Selama ini mereka telah berulang kali menyuarakan keluhan tentang turunnya penghasilan mereka setelah ditempatkan di lokbin Jalan Cengkeh.
“Kenapa tidak memikirkan yang di Jalan Cengkeh yang jelas-jelas sudah dari awal ditata. Yang di Jalan Cengkeh dulu dibuat ramai bagaimana akses ke sini dipermudah lalu dibuat promosi,” kata Hata, salah satu pedagang di Jalan Cengkeh.
Menurutnya, jika lokbin di Jalan Lada jadi dibuat hanya akan membuat lokbin yang mereka tempati semakin sepi. Mereka meminta Anies-Sandi menyelesaikan masalah penataan di Jalan Cengkeh terlebih dahulu.
Jarak antara Jalan Lada dan Jalan Cengkeh yang sama-sama di kawasan Kota Tua itu hanya terpaut sekitar 500 meter. Sejumlah PKL yang kini berjualan di trotoar Jalan Lada pernah terdaftar sebagai pengisi lapak lokbin Jalan Cengkeh. Namun, mereka memilih kembali ke jalanan lantaran lokbin di Jalan Cengkeh sepi pengunjung.
Lokbin di Jalan Cengkeh ditata menggunakan dana kewajiban dari PT Sampoerna Land sebesar Rp14 milliar. Lokasi itu digadang-gadang akan menjadi pusat kuliner di kawasan Kota Tua. Berbagai kebijakan pendukung dijanjikan untuk menjadikan lokbin itu ramai. Namun, semua itu tidak terwujud.
“Kebijakan bus harus parkir di Jalan Cengkeh saja tidak jalan sampai sekarang. Belum lagi janji akan menggelar acara keramaian di Jalan Cengkeh juga tak jalan,” keluh Hata.
Menurut dia, menata PKL liar di Jalan Lada dengan cara membuat lokbin baru bukan lah solusi. “Itu bukan jaminan tak akan ada PKL lagi setelah itu sebab setiap PKL di sana memiliki 2 gerobak, bahkan ada yang punya 3 gerobak. Kok sekarang Anies-Sandi sebagai pemerintah justru mendengarkan para PKL liar itu,” ujarnya.
Pilih kasih
Hata pun menilai kebijakan pemimpin Jakarta saat ini mengenai urusan PKL mengecewakan. Dia menilai pemprov pilih kasih dalam menata PKL di berbagai wilayah di Jakarta. Salah satunya penataan PKL di Tanah Abang yang membuat PKL di lokbin Jalan Cengkeh merasa dianaktirikan.
PKL Jalan Cengkeh, ujarnya, diboyong dari jalanan ke lokbin, sedangkan PKL di Tanah Abang diperbolehkan mendirikan tenda di tengah jalan.
Sejak diresmikan pada 5 Oktober tahun lalu, lokbin Jalan Cengkeh memang tak menunjukkan denyut kehidupan.
Budi, salah satu pedagang di lokbin Jalan Cengkeh, mengaku dagangannya sering enggak laku barang sebiji sejak pindah ke situ. Penghasilannya pun turun drastis ketimbang ketika berjualan di trotoar.
“Gara-gara parkir liar itu, warga tidak ada yang ke lokasi binaan saat mengunjungi Kota Tua. Padahal di lokbin sudah ada parkir resmi, tapi karena kejauhan, tidak ada pe-ngunjung mau ke sini,” keluh Budi.
Kepala Dinas KUMKMP DKI Jakarta Irwandi mengakui hal itu. Dia pun meminta Dinas Perhubungan DKI lebih serius menangani masalah parkir liar.
”PKL mengeluh, mereka sepi karena parkir saja sepi. Artinya, pembeli tak datang ke situ. Imbasnya banyak PKL yang keluar dari lokbin.” (Mal/J-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved