Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Senyum PKL di Atas Derita Warga

Yanurisa Ananta
23/12/2017 08:39
Senyum PKL di Atas Derita Warga
(Petugas dari Dishub mengatur arus lalu lintas di persimpangan jalan menuju Jalan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta, Jumat (22/12)---MI/Ramdani)

BUKANNYA menjadi solusi, penutupan satu lajur Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, untuk menampung para pedagang kaki lima (PKL), malah menimbulkan kemacetan parah di Pasar Tanah Abang.

Di depan Stasiun Tanah Abang yang hanya disisakan satu lajur jalan, kemacetan luar biasa tak terelakkan. Kendaraan berbagai jenis, mulai sepeda motor hingga bus Trans-Jakarta menumpuk di lajur yang tersisa itu.

Sementara di lajur sebelahnya, para PKL bersukaria setelah jalan itu ditutup sehingga mereka leluasa berdagang.

“Enak, nih, sekarang berdagang enggak perlu ngumpet-ngumpet lagi. Terima kasih Pak Anies,” tutur Sri, seorang pedagang baju di tenda-tenda nonpermanen yang berdiri di jalan tersebut.

“Ini sih namanya pedagang diuntungkan, warga dirugikan. Sudah setengah jam saya di bus ini, tetapi enggak sampai-sampai. Padahal, cuma mau ke stasiun kereta,” keluh Yanti, seorang ibu paruh baya yang naik bus Trans-Jakarta dari halte Blok B.

Jarak dari halte Trans-Jakarta Blok B ke Halte AURI tidak jauh, sekitar 300 meter. Namun, jarak itu harus ditempuh dalam waktu 30 menit akibat keruwetan lalu lintas di kawasan itu.

“Tidak bisa, Bu, tetap harus turun di halte,” ucap petugas Trans-Jakarta saat menjawab permintaan seorang ibu yang ingin turun di tengah jalan karena sudah tak sabar lagi.

“Tahu begitu mending jalan kaki. Ini siapa sih yang buat kebijakan?” gerutu ibu itu.

Kemacetan serupa juga terjadi di depan Blok G Pasar Tanah Abang. Kemacetan panjang tak terhindarkan hingga Blok A yang bersisian dengan Pusat Grosir AURI di Jalan Fachrudin.

PT Transportasi Jakarta sedia­nya­ sudah menyediakan sepuluh unit bus ‘Eksplorer’ untuk mengako­modasi pengunjung Pasar Tanah Abang mengelilingi kompleks pasar, mulai kawasan PKL Jalan Jatibaru, Blok G, Blok F, hingga Blok A. Namun, akibat kemacetan itu, bus-bus Trans-Jakarta itu tidak leluasa bergerak akibat jalurnya padat karena kendaraan pribadi.

Pengunjung yang ingin mengeksplorasi Tanah Abang pun tak terbantukan oleh keberadaan bus itu. Saat Media Indonesia coba berjalan kaki mengelilingi kompleks Pasar Tanah Abang, butuh waktu satu jam lebih sedikit untuk menuntaskannya.

Tiru Istanbul
Penerapan kebijakan penutupan jalan di hari pertama itu tidak hanya membuat macet jalan-jalan utama, kemacetan juga terjadi di wilayah permukiman penduduk karena menjadi jalur alternatif para pengendara.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memerintahkan penutupan satu lajur Jalan Jatibaru Raya itu sebagai bagian dari rencananya menata Tanah Abang. Ia merancang konsep kawasan Tanah Abang supaya mirip Grand Bazaar di Istanbul, Turki.

Satu lajur jalan yang ditutup itu dimulai dari Hotel Pharmin hingga Blok G, Tanah Abang. Jalur itu diperuntukkan bagi 372 PKL menggelar dagangan di jalan raya.

“Kita tidak melakukan penertib­an, tapi difasilitasi sehingga PKL bisa tetap berdagang. Lain dengan ditertibkan dan diusir. Yang ada kita kasih tempat,” kata Anies, Kamis (21/12). (Aya/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya