GUBERNUR DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama hanya bisa geleng-geleng kepala saat mendengar permintaan sejumlah sopir metromini yang menuntut gaji Rp8 juta per bulan jika bergabung di bawah naungan PT Trans-Jakarta. Ahok menuding para sopir itu sudah ngelunjak.
"Kamu jadi sopir bus yang tarik penumpang dapat tidak gaji segitu (dua kali upah minimum provinsi/UMP)? Itu namanya ngelunjak!" kata Ahok dengan nada tinggi.
Hal itu disampaikannya di hadapan sejumlah sopir metromini yang beraudiensi dengannya di Balai Kota Jakarta, kemarin.
Menurut Ahok, tawaran gaji dari PT Trans-Jakarta sebesar dua kali lipat dari UMP sudah sangat wajar. Setidaknya Rp6 juta lebih bisa dibawa pulang para sopir itu dalam sebulan.
Apalagi, sambungnya, para sopir itu tak hanya digaji dua kali dari UMP. Para sopir itu juga akan diberi tunjangan asuransi kesehatan.
"Saya katakan, kami sudah berikan yang terbaik. Ada asuransi segala macam, itu sudah terbaik. Nah, kalau kamu enggak mau, enggak usah kerja sama dengan kita," ucap Ahok dengan nada semakin tinggi.
"Enggak usah mengancam kita. Kalau kamu bakar (bus Trans-Jakarta) saya akan lapor polisi, tangkap! Silakan saja," tegasnya.
Pada kesempatan itu, Ahok juga mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ingin mengambil alih semua rute bus yang melintas di wilayah Jakarta. Semua operator bus akan dipersatukan di bawah naungan dan kendali PT Trans-Jakarta.
"Pokoknya tahun ini saya sudah instruksikan semua rute bus kita ambil alih. Kamu mau bersaing dengan kita silakan bersaing. Kuat-kuatan saja kita," tantang Ahok kepada mereka.
Tergiur Berbeda dengan rekan-rekannya yang menuntut gaji hingga Rp8 juta per bulan, Toha, 34, sopir metromini 75 jurusan Blok M-Pasar Minggu, mengaku tergiur dengan tawaran gaji dua kali dari UMP tersebut.
"Wah, ya pasti mau digaji segitu," kata Toha saat berbincang dengan Metrotvnews.com di Terminal Blok M, Jakarta Selatan, kemarin petang.
Menurut Toha, gaji yang didapat sopir Trans-Jakarta sangat tinggi.
Apalagi, sistem kerjanya membuat sopir tak perlu kejar setoran.
"Kalau kita kan setengah hari narik saja mesti setor Rp250 ribu. Bawa pulang paling sedikit ya Rp50 ribu, paling banyak Rp100 ribu sehari," ungkapnya.
Sama halnya dengan Winanto, 48, sopir metromini 69 jurusan Blok M-Ciledug.
"Saya ingin segera mendaftar, cuma katanya ribet ya," imbuhnya.
Hingga saat ini, pendaftaran sopir dan kernet bus yang akan berintegrasi dengan PT Trans-Jakarta masih dibuka. Hal itu sebagai tindak lanjut dari rencana PT Trans-Jakarta yang akan menambah 2.000 armada baru di 2016 ini. Ribuan sopir dan kernet dibutuhkan agar bus dapat beroperasi selama 24 jam. (Ssr/J-1)