PEMERINTAHAN Jokowi-JK kini tengah menggenjot peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM).
Berbagai upaya pun dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Salah satunya memberangkatkan 1.200 guru dan tenaga pendidikan (diktendik) untuk belajar dan berlatih ke 12 negara selama tiga minggu hingga lima pekan.
Mendikbud Muhadjir Effendy didampingi Dirjen Guru dan Tenaga Pendidikan (GTK) Kemendikbud Supriano pada pelepasan pemberangkatan di Kemendikbud, Jakarta, kemarin, menegaskan 1.200 orang yang dikirim ke luar negeri itu merupakan guru-guru berprestasi.
"Kami kirim guru-guru ini ke luar negeri agar wawasan mereka lebih terbuka," kata Muhadjir, saat melepas 1.200 guru dan tenaga pendidik di Jakarta, kemarin.
Muhadjir menambahkan, pendanaan dari guru-guru tersebut berasal dari dana Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Kemendikbud. Para guru tersebut belajar mengenai pedagogis di sejumlah negara itu. Sejumlah negara yang menjadi tujuan ialah Finlandia, Korea, Jerman, Jepang, Prancis, Singapura, Tiongkok, Rumania, dan Hong Kong.
Ia pun berpesan agar mereka dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya kesempatan belajar ke luar negeri dan menjadikan sebagai pengalaman terbaik mereka yang nantinya bisa ditularkan ke kolega mereka sehingga dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik.
"Jadi luruskan niat sebelum berangkat. Saya minta fokus dan konsentrasi untuk berlatih dan belajar mencari pengalaman pada sumber belajar di negara tujuan," kata Muhadjir.
Muhadjir mengaku mewakili Presiden Jokowi melepas mereka."Insya Allah sepulangnya Anda nanti ke Tanah Air Bapak Presiden akan menyambut Anda sekalian," pungkasnya.
Sebagai guru dan diktendik berprestasi dan profesional, Muhadji berpesan, saat belajar di negara tujuan tetap membuka pikiran kritis. "Kita kirim Anda agar membantu mengubah keadaan dunia pendidikan kita menjadi lebih baik dan ingat pula luruskan niat untuk belajar karena yang kita gunakan ialah uang rakyat dari APBN sehingga hasilnya harus kita kembalikan pula yang memberi manfaat buat rakyat Indonesia," tegasnya.
Tenaga produktif
Sementara itu, Dirjen GTK Kemendikbud Supriano mengatakan para guru tersebut akan berangkat pada 28 Februari dan akan kembali pada 25 Maret 2019. Kemendikbud, lanjutnya, saat ini fokus pada pengembangan sumber daya manusia.
Supriano juga mengatakan proses pendidikan yang baik hanya dapat tercipta jika gurunya juga memiliki kualitas baik pula. Ia mengharapkan dengan pengiriman para pendidik itu mereka akan menjadi tenaga pendidik produktif abad ke-21.
Pada kesempatan yang sama, Kemendikbud menandatangani kerja sama dengan TNI untuk melibatkan sejumlah tentara menjadi guru yang bertugas di daerah terluar, tertinggal dan terdepan (3T).
"Ini merupakan salah satu solusi dalam mengatasi kekurangan guru yang
ada di daerah 3T. Banyak sekolah di daerah 3T yang kekurangan guru," ujar Supriani seusai perjanjian kerja sama dengan TNI AD di Jakarta, kemarin.
Kemendikbud melakukan perjanjian kerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat tentang Penugasan Personel TNI AD sebagai pengajar pada satuan pendidikan di daerah 3T. Para tentara tersebut akan masuk ke sekolah-sekolah yang kekurangan guru.
Untuk tahap pertama akan dikerahkan 900 prajurit TNI AD. Rinciannya, 450 prajurit berasal dari Batalyon 600 Raider Balikpapan yang akan bertugas di Nunukan dan 450 prajurit dari Batalyon 303 Raider Garut yang akan ditugaskan di Malinau.
Supriano mengutarakan untuk meningkatkan kompetensi mengajar para prajurit, sebelum diberangkatkan mereka akan mendapat pelatihan selama sepekan mulai 11 Maret 2019 dengan pola pelatihan 40 jam. Pelatihan digelar dengan lebih menekankan pada unsur padagogik. Aster TNI AD Mayjen Bakti Agus Fadjari mengatakan para prajurit akan bertugas di daerah perbatasan selama 9 bulan. (Bay/S2-25)