Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
ADA kegiatan istimewa di Kelenteng Hong San Kiong di Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (6/6). Ratusan orang berkumpul untuk mengikuti buka puasa bersama di rumah ibadah umat Konghucu itu.
Acara itu berlangsung unik karena menjadi tempat bertemunya 100 pelajar dari empat sekolah dengan latar belakang berbeda. Para pelajar itu berasal dari SD Kristen Petra Jombang, MI Islamiyyah Perak, PAUD Setya Dharma, dan SDN 1 Pare.
Selain diikuti anak-anak, acara tersebut dihadiri serta kelompok lintas agama, juga perwakilan Ahmadiyah, Persatuan Waria Jombang, dan penghayat kepercayaan yang tergabung dalam Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia.
Pada kegiatan itu, hadir istri almarhum Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah. Ia menekankan pentingnya hidup rukun dan saling menghormati.
“Perbedaan itu sunatullah. Indonesia punya banyak keragaman. Tidak boleh saling menghina, apalagi berkonflik,” katanya.
Panitia acara tersebut, Aan Anshori, mengemukakan kegiatan buka bersama itu sengaja mengajak serta anak-anak dari berbagai sekolah dengan latar belakang berbeda, dengan harapan bisa lebih mengenalkan toleransi sedini mungkin pada anak-anak.
“Kami ingin multikulturalisme dan toleransi disemai sejak dini,” kata Aan.
Ia mengatakan, mengenalkan rumah ibadah dan budaya milik orang lain tentunya akan menumbuhkan toleransi dan meminimalkan kesalahpahaman. Terlebih lagi, Indonesia terdiri atas berbagai macam agama.
Sementara itu, Ketua Kelenteng Hongsan Kiong Kabupaten Jombang mengaku sangat senang dengan kegiatan tersebut. “Kami senang Kelenteng Gudo bisa berkontribusi dalam memajukan kemajemukan di Jawa Timur, khususnya di Jombang,” ujar Tony.
Sahur bersama
Pesan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa juga disampaikan Sinta pada acara sahur bersama kaum duafa di di Pondok Pesantren Raudatul Ulum di Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (6/6).
“Dengan keberagaman yang sangat kompleks, kita harus tetap bisa saling menghargai satu sama lain, antar suku, dan agama,” tuturnya.
Ia juga mengajak untuk menjadikan puasa sebagai sumber kearifan, kejujuran, dan kebenaran dalam hidup berbangsa. “Puasa mengajarkan kejujuran.”
Ia menambahkan, dirinya sudah menjalankan kegiatan sahur bersama selama 19 tahun. Kegiatan itu dilakukan bersama kaum duafa dan kaum marginal.
Yang dilakukan bukan sekadar makan sahur bersama, melainkan juga meningkatkan pemahaman dan aplikasi dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika. “Kita harus saling menghargai, antarsuku, dan antaragama,” pungkasnya. (Ant/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved