Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
TAN Sri Lee Kim Yew, penganut Konghucu taat yang bersimpati pada Islam menyumbangkan mushaf Alquran sulaman raksasa kepada dunia Islam melalui Presiden RI.
Dia merupakan pengusaha besar warga negara Malaysia yang juga memimpin lembaga sosial Cheng Ho Multicuture Education Trust yang berbasis di Malaysia.
Mushaf Alquran sulaman raksasa yang dibuat secara manual dengan tangan merupakan produk peradaban yang bernilai tinggi sebagai sumbangan dari masyarakat Tiongkok untuk dunia Islam. Mushaf ini dibuat komunitas muslim Haiyuan, Ningxia, Provinsi Otonomi Khusus Muslim di Tiongkok, yang memiliki tradisi kuat dalam menyulam.
Proses pengerjaaan sulaman mushaf sepanjang 17 meter ini membutuhkan ketelatenan, ketelitian, dan keterampilan khusus sulam. Seorang penyulam profesional, dalam sehari maksimal hanya bisa menyelesaikan tiga baris tulisan Alquran.
Utusan Khusus Presiden RI Untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, Prof M Din Syamsuddin menjelaskan, sumbangan mushaf itu bermula dari pertemuannya dengan Tan Sri. Din mengisahkan, sekitar setahun saat bertemu Tan Sri di Kuala Lumpur bercerita sudah hampir dua tahun (sejak 2015) dirinya meminta seorang ibu di Ninxiang untuk menyulam Mushaf Alquran besar. “Tan Sri Lee berniat menyumbangkannya kepada umat Islam melalui Raja Arab Saudi, yang dikenalnya sebagai pusat agama Islam. Lantas, saya usulkan mengapa tidak melalui Presiden Indonesia, negara berpenduduk muslim terbesar di dunia,” kata Din.
Gayung bersambut, Tan Sri pun setuju dan meminta Din Syamsuddin mengirim proofreader untuk memastikan kebenaran penulisan mushaf. Maka, pada Februari lalu Din mengirim Dr Ghilmanul Wasath, alumnus Universitas Al-Azhar Mesir, untuk berangkat ke Ningxia. Dari proofreading tersebut diketahui hanya ada beberapa kesalahan minor yang segera diperbaiki.
Posisi Indonesia
Din Syamsuddin menjelaskan bahwa dipilihnya Indonesia sebagai pihak untuk menerima Alquran sulaman raksasa merupakan cerminan pentingnya posisi Indonesia bagi dunia Islam. Penyerahan Alquran sulaman raksasa tersebut memberikan makna simbolis bagi kerukunan Tionghoa dan non-Tionghoa untuk menjadi jembatan kebudayaan di Indonesia, serta merekatkan hubungan dan pemahaman budaya Tiongkok dan dunia Islam.
Bagi Din, ini ialah proyek besar. Bukan hanya karena kebesaran barangnya, melainkan juga kebesaran niat baik dari seorang nonmuslim untuk membuat mushaf Alquran Sulaman. Tan Sri telah mengeluarkan dana besar untuk itu, dan jadilah mushaf dimaksud. Mungkin ini satu-satunya mushaf Alquran yang ditulis di atas kain dengan sulaman dan dalam ukuran besar yang ada di dunia. Lebih lanjut Din menyampaikan bahwa kepada dirinya, Tan Sri Lee Kim Yew berniat lagi menyumbang sebuah masjid serbatembaga yang akan dibangun di pesantren yang ia asuh, Pesantren Modern Internasional Dea Malela, di Sumbawa, NTB. “Semoga segera menjadi kenyataan,” harap Din. Sebagai bagian dari penyerahan mushaf, kantor UKP-DKAAP bekerja sama dengan Cheng Ho Multicuture Education Trust, juga menyelenggarakan Forum Dialog Islam-Konghucu di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, kemarin. (RO/H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved