Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Turki Resmi Bekukan Hubungan

15/3/2017 08:21
Turki Resmi Bekukan Hubungan
(AP/Lefteris Pitarakis)

KETEGANGAN diplomatik antara Belanda dan Turki terus berlanjut. Pemerintah Turki menangguhkan hubungan tingkat tinggi dengan Belanda.

“Sampai Belanda bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi, hubungan tingkat tinggi dan pertemuan pada tingkat menteri dan yang lebih tinggi, telah ditangguhkan,” kata Wakil Perdana Menteri Turki Numan Kurtulmus seusai rapat kabinet di Ankara, Senin (13/3).

Langkah itu ialah reaksi Turki atas sikap Belanda terhadap dua menteri Turki--Mevlut Cavusoglu dan Fatma Betul Sayan Kaya--yang diusir saat akan menghadiri aksi massa dalam rangka kampanye referendum warga diaspora Turki di Belanda.

Turki pun tidak mengizinkan Duta Besar Belanda Kees Cornelis van Rij, yang saat ini sedang berada di luar negeri, untuk kembali ke Ankara hingga Belanda memenuhi persyaratan Turki terkait dengan kampanye referendum. Saat ini operasional kedutaan ditangani pejabat diplomatik.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte berada di bawah tekanan untuk mengambil sikap terhadap Turki saat ia tengah menghadapi rival dari sayap kanan, Geert Wilders, dalam pemilihan umum pada hari ini (15/3).

Amerika Serikat (AS) menanggapi ketegangan ini dengan mendesak kedua negara untuk menyelesaikan masalah itu dengan baik. “Mereka berdua mitra yang kuat dan sekutu NATO. Kami hanya meminta mereka tidak membuat situasi terus keruh, tetapi berupaya segera menyelesaikannya,” kata pejabat senior Departemen Luar Negeri AS yang enggan disebutkan namanya.

Uni Eropa (UE) mengingatkan Turki agar tidak membuat konflik serta ketegangan terus meluas dan meruncing. Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Federica Mogherini dan Komisaris Perluasan UE Johannes Hahn meminta Turki menahan diri dengan tidak mengeluarkan pernyataan berlebihan yang berisiko memperburuk situasi.

Namun, selang beberapa jam pernyataan Mo­gherini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali memicu ketegangan dengan negara Eropa. Kali ini Erdogan menuduh Kanselir Jerman Angela Merkel sebagai pendukung teroris. “Nyonya Merkel, Anda mendukung teroris,” kata Erdogan dalam sebuah wawancara televisi.

Dia menuduh Berlin tidak menanggapi 4.500 berkas yang dikirim Ankara terkait dengan tersangka teroris--yang terkait dengan militan Kurdi dan kudeta yang gagal di Turki tahun lalu. “Mengapa Anda menyembunyikan teroris di negara Anda? Mengapa Anda tidak melakukan apa-apa?”

Juru bicara Merkel membantah tudingan Erdogan dan menyebut pernyataan Erdogan sebagai sesuatu yang tidak masuk akal. Menurutnya, Jerman tidak dalam posisi untuk selalu merespons Erdogan atas apa yang disebutnya sebagai tindak­an provokasi. (AFP/Ths/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya