Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Hina Presiden, Filipina Kecam Sinetron AS

08/3/2017 08:38
Hina Presiden, Filipina Kecam Sinetron AS
(dok rappler)

MENTERI Luar Negeri Amerika Serikat (AS) memukul Presiden Filipina setelah orang nomor satu negara Asia Tenggara itu merayunya. Akibatnya, hidung presiden itu pun berlumuran darah.

Jika itu benar terjadi, hal itu bisa berujung pada insiden internasional. Untungnya, adegan itu hanya terjadi dalam trailer terbaru serial televisi AS Madam Secretary.
Meski begitu, Manila, Selasa (7/3), memprotes cerita yang ditampilkan dalam sinetron tersebut.

Kedutaan Besar Filipina di Washington lewat sebuah keterangan resmi menegaskan telah melayangkan surat kepada produser serial televisi itu, CBS, agar mereka mengambil langkah yang diperlukan untuk memperbaiki adegan itu.

“Penggambaran yang sangat negatif terhadap kepala negara kami tidak hanya melecehkan Kantor Presiden Filipina tetapi juga menghina cara kami menjalin hubungan internasional,” ungkap Kedutaan Besar Filipina dalam keterangan resmi tersebut.

Meski trailer itu menggunakan nama fiksi untuk presiden Filipina, Kedutaan Besar Filipina menyebut adegan dalam serial televisi itu mencerminkan apa yang terjadi di dunia nyata.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte memang terkenal kerap memancing kontroversi dengan sejumlah pernyataannya yang dipandang seksis dan ofensif.

Pada Selasa (7/3), Duterte kembali memancing kontroversi ketika dia melancarkan serangan terhadap seorang tamu perempuan saat berpidato di Istana Presiden yang ditayangkan ke seluruh penjuru Filipina.

“Saya sangat terganggu. Demi Tuhan, tutup kaki Anda,” seru Duterte yang disambut suara tertawa penonton lainnya.

“Ini ditayangkan televisi nasional. Ayah Anda mendengarnya,” imbuh pria berusia 71 tahun itu.

Sebelumnya, Duterte juga pernah dikritik karena menyiuli seorang wartawan perempuan saat konferensi pers serta bercanda bahwa dia kerap melihat kaki wakil presidennya.

Saat berkampanye untuk menjadi presiden pada tahun lalu, Duta Besar Australia dan AS untuk Filipina mengkritik Duterte setelah dia berkata bahwa dia ingin memperkosa seorang misionaris Australia ‘cantik’ yang tewas dalam sebuah kerusuhan di penjara.

Duterte menolak kritik itu dengan keras. Dia beralasan pernyataannya disalahartikan.

Namun, Duterte juga menuai pujian untuk sejumlah kebijakannya yang mempromosikan hak perempuan, termasuk kesehatan reproduksi.

Juru bicara Istana Presiden Filipina, Ernesto Abella, juga mengkritik serial Madam Secretary dengan menyebut AS juga memiliki presiden yang gemar melecehkan perempuan.

“Saya rasa mereka memproyeksikan sesuatu yang ingin mereka katakan mengenai situasi dalam negeri AS. Saya rasa mereka seharusnya menggunakan Presiden AS fiksi,” ungkap Abella. (AFP/Thomas Harming Suwarta/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya