Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Kisah Pangeran Al Waleed, Sleeping Prince Arab Saudi yang Koma 20 Tahun

Media Indonesia
21/7/2025 07:54
Kisah Pangeran Al Waleed, Sleeping Prince Arab Saudi yang Koma 20 Tahun
Pangeran Al Waleed bin Khaled(Sosial media X)

PANGERAN Al Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud, dikenal sebagai Sleeping Prince, adalah anggota keluarga kerajaan Arab Saudi yang mencuri perhatian dunia. Kisahnya penuh haru, setelah ia terbaring koma selama 20 tahun akibat kecelakaan mobil tragis pada 2005. Pangeran Arab Saudi ini meninggal dunia pada 19 Juli 2025 di usia 36 tahun, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan pengikut kisahnya.

Awal Tragedi Pangeran Al Waleed

Pada 2005, saat berusia 15 tahun, Pangeran Al Waleed mengalami kecelakaan mobil hebat di London. Saat itu, ia sedang menempuh pendidikan sebagai kadet militer. Kecelakaan tersebut menyebabkan cedera otak parah dan pendarahan internal, membuatnya jatuh ke dalam koma. Sejak saat itu, ia dirawat di King Abdulaziz Medical City, Riyadh, dengan bantuan ventilator dan selang makanan.

Mengapa Dijuluki Sleeping Prince?

Julukan Sleeping Prince melekat karena Pangeran Al Waleed menghabiskan dua dekade dalam kondisi koma, seperti "tertidur". Meski tak sadarkan diri, ia menjadi simbol harapan dan ketabahan keluarga kerajaan. Ayahnya, Pangeran Khaled bin Talal, menolak mencabut alat bantu hidup, percaya bahwa putranya akan sembuh. Kisah ini menginspirasi banyak orang di Arab Saudi dan dunia.

Harapan di Tengah Koma

Pada 2019, keluarga sempat melihat secercah harapan ketika Pangeran Al Waleed menunjukkan gerakan kecil, seperti menggerakkan jari dan kepala. Video yang dibagikan oleh bibinya, Putri Rima binti Talal, di media sosial menjadi viral. Namun, gerakan ini tidak menandakan kesadaran penuh, dan kondisinya tetap kritis hingga akhir hayatnya.

Dukungan Keluarga Kerajaan

Keluarga Pangeran Al Waleed, termasuk ayah dan ibunya, Putri Reema binti Talal, tak pernah menyerah. Mereka terus mendoakan dan merawatnya, bahkan mengundang dokter spesialis dari Amerika dan Spanyol. Meski peluang sembuh kecil, keyakinan mereka akan keajaiban membuat kisah Pangeran Arab Saudi ini begitu menyentuh.

Kematian Pangeran Al Waleed

Pada 19 Juli 2025, Pangeran Khaled mengumumkan kematian putranya melalui unggahan di platform X. "Dengan hati yang meyakini kehendak Tuhan, kami berduka atas putra tercinta kami," tulisnya. Salat jenazah digelar di Masjid Imam Turki bin Abdullah, Riyadh, pada 20 Juli 2025. Kepergian Pangeran Arab Saudi Al Waleed memicu gelombang duka di media sosial.

Warisan dan Simbol Ketabahan

Kisah Pangeran Al Waleed bukan hanya tentang tragedi, tetapi juga tentang cinta dan keteguhan keluarga. Ia adalah cicit Raja Abdulaziz, pendiri Arab Saudi, dan keponakan pengusaha miliarder Pangeran Al Waleed bin Talal. Kisahnya mengingatkan kita bahwa harapan dan doa bisa menjadi kekuatan besar, bahkan di saat paling sulit.

Fakta Medis tentang Koma:

Koma adalah kondisi tidak sadar berkepanjangan, di mana seseorang tidak responsif terhadap rangsangan. Menurut WebMD, cedera otak parah seperti yang dialami Pangeran Al Waleed dapat menyebabkan koma jangka panjang. Meski peluang bangun sangat kecil setelah bertahun-tahun, kemajuan medis memberi harapan untuk kasus serupa di masa depan.

Mengapa Kisah Ini Penting?

Kisah Pangeran Al Waleed mengajarkan kita tentang kekuatan keluarga dan keyakinan. Meski menghadapi cobaan berat, keluarganya terus berharap dan berdoa. Kisah ini juga menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan berkendara dan dampak kecelakaan yang bisa mengubah hidup.

Bagaimana Publik Bereaksi?

Publik di media sosial, terutama di platform X, ramai mendoakan Pangeran Al Waleed selama hidupnya. Setelah kematiannya, tagar Sleeping Prince menjadi tren, mencerminkan simpati global. Banyak yang terinspirasi oleh ketabahan keluarganya, menjadikan kisah ini simbol cinta tanpa syarat.

Pelajaran dari Sleeping Prince

Kisah Pangeran Arab Saudi Al Waleed mengingatkan kita untuk menghargai hidup dan keluarga. Tragedi yang menimpanya di usia muda menunjukkan betapa rapuhnya kehidupan. Namun, semangat keluarganya menjadi inspirasi bahwa harapan selalu ada, bahkan di saat tergelap. (H-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya