Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Tersangka Pembunuh Pendeta di Arizona Punya Daftar Target Lain

Ferdian Ananda Majni
29/6/2025 10:42
Tersangka Pembunuh Pendeta di Arizona Punya Daftar Target Lain
Adam Christopher Sheafe.(Dok New York Post)

SEORANG pria bernama Adam Christopher Sheafe, 51, yang dituduh membunuh seorang pendeta lansia di Arizona dengan cara sangat mengerikan, memberikan pengakuan mengejutkan dalam wawancara dari dalam penjara. 

Dalam pernyataannya kepada Fox 10 News, Sheafe tidak hanya mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu, tetapi juga mengungkap bahwa dia memiliki daftar target pendeta lain di berbagai negara bagian di AS.

Sheafe mengatakan bahwa dirinya membunuh William Schonemann, 76, yang ditemukan tewas pada 28 April dengan kondisi tangan dipaku ke dinding di tempat tidurnya. Insiden itu disebut sebagai salah satu kasus paling tragis dan aneh oleh Sheriff Maricopa County, Jerry Sheridan, dalam konferensi pers pada 12 Juni lalu.

Buat mahkota duri

Dalam wawancara yang dilakukan di Kantor Sheriff Coconino County, Sheafe menyebut bahwa ia meninggalkan Phoenix sekitar pukul 02.00 waktu setempat, pada Minggu Paskah, untuk melakukan pembunuhan. Dia juga mengaku menempatkan mahkota duri di kepala korban yang ia buat sendiri dari duri yang dikumpulkan di gurun.

Lebih lanjut, Sheafe menyampaikan bahwa ia telah merancang aksi teror bertajuk Operasi Perintah Pertama yang mencakup rencana membunuh 14 pemimpin Kristen di 10 negara bagian. 

"Saya akan mulai di Phoenix dan berakhir di Phoenix serta mengitari negara. Ada 10 kota, 14 pendeta, 10 negara bagian," katanya seperti dilansir New York Post, Minggu (29/6).

William Schonemann

Dianggap menyesatkan

Dia mengeklaim bahwa para pendeta yang menjadi sasarannya telah menyesatkan umat dengan ajaran tentang Yesus dan Tritunggal yang menurutnya merupakan konsep buatan manusia. 

"Kristen, Katolik, Mormon. Siapa pun yang berkhotbah bahwa Yesus adalah Tuhan. Dia bukan Tuhan. Tuhan, Bapa sendiri, adalah Tuhan," ucap Sheafe.

Saat ditanya apakah ia memiliki dendam pribadi atau pernah menjadi korban oleh pemuka agama, ia menjawab tidak. Dia justru menyebut keluarganya berlatar belakang Kristen dan memiliki masa kecil yang baik. 

"Saya tidak membenci orang Kristen. Saya mengejar para pendeta yang menyesatkan mereka," tegasnya.

Tidak menyesal

Sheafe membantah memiliki gangguan kejiwaan dan menyatakan tidak menyesali tindakannya. 

"Apakah saya akan meminta maaf atas tindakan saya? Sama sekali tidak," ujarnya. Namun, ia menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban dengan syarat tertentu. 

"Saya menyesal bahwa mereka terjebak dalam hal ini. Saya membela Bapa saya," katanya.

Saat ini Sheafe ditahan di Penjara Coconino County atas tuduhan yang tidak berkaitan langsung dengan pembunuhan Schonemann. Dia belum secara resmi didakwa dalam kasus tersebut, tetapi diperkirakan diekstradisi ke Maricopa County untuk proses hukum lebih lanjut.

Keluarga korban mengecam

Keluarga korban, William Schonemann, mengeluarkan pernyataan yang mengecam pemberian ruang publik kepada tersangka yang menurut mereka menikmati perhatian yang ia dapatkan. 

"Kisahnya hanyalah separuh dari cerita. Kami khawatir tentang meningkatnya popularitasnya dan kemungkinan bertambahnya pengikut," ujar keluarga dalam pernyataan kepada Fox 10 News.

"Ia telah menyatakan dengan jelas niatnya untuk melanjutkan misinya. Kemampuannya untuk berkomunikasi dengan bebas menjadi ancaman serius," lanjut mereka. (I-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya