Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
SETELAH lebih dari tiga bulan ditahan di pusat imigrasi Louisiana, Amerika Serikat, aktivis Palestina Mahmoud Khalil akhirnya dibebaskan dan kembali berkumpul dengan keluarganya. Pria itu melewatkan kelahiran anak pertamanya serta Hari Ayah pertamanya.
Khalil tiba di Bandara Newark, New Jersey, setelah dibebaskan dari pusat penahanan Imigrasi dan Bea Cukai (ICE). Di area privat bandara, ia terlihat memeluk istrinya dan mendorong kereta bayi anak laki-lakinya yang baru lahir.
“Perjuangan belum selesai,” ujar Khalil dalam konferensi pers. “Saya akan terus membela hak-hak rakyat Palestina, juga para imigran yang masih ditinggalkan di fasilitas itu.”
Khalil disambut meriah pendukungnya yang menyerahkan bendera Palestina dan bunga, setelah 104 hari menanti kebebasannya. Saat ditanya bagaimana rasanya bebas, ia menjawab, “Sejujurnya saya masih mencoba memahami semuanya. Tapi tentu saja ini luar biasa.”
Khalil mengenakan keffiyeh saat keluar dari pusat penahanan bersama pengacaranya. Ia telah ditahan sejak Maret di kota kecil Jena, Louisiana.
Hakim Michael Farbiarz memutuskan pembebasannya dengan jaminan, menyatakan Khalil bukanlah risiko pelarian maupun ancaman bagi publik. Farbiarz juga menyoroti "keadaan luar biasa" dalam kasus ini, termasuk adanya dugaan pelanggaran proses hukum yang dilakukan untuk menghukum Khalil karena perannya dalam aksi protes pro-Palestina di Universitas Columbia tahun lalu.
Khalil adalah penduduk tetap sah di AS, menikah dengan warga negara AS, dan tidak pernah dikenai dakwaan kriminal. Ia menjadi salah satu aktivis mahasiswa pertama yang ditahan dalam kebijakan keras imigrasi di era pemerintahan Trump, yang menyasar suara-suara protes mahasiswa.
Selama sidang, pengacaranya menyatakan penahanan Khalil dimaksudkan untuk memberi efek jera terhadap aktivisme mahasiswa. “Saya belum pernah menangani kasus di mana pemerintah secara terbuka menyatakan bahwa penahanan dilakukan untuk mengirim pesan bahwa ini adalah penangkapan pertama dari banyak lainnya,” kata pengacaranya, Alina Das.
Pemerintah sempat meminta agar pembebasan Khalil ditunda, namun ditolak oleh hakim. Hakim menyebut penahanan ini memberikan "dampak mendinginkan" terhadap kebebasan berbicara Khalil dan orang lain, sehingga tak dapat dibenarkan.
Sementara itu, Departemen Keamanan Dalam Negeri menyatakan bahwa pemerintahan Trump bertindak sesuai dengan kewenangannya dalam menahan Khalil. Namun hakim Farbiarz menegaskan “jika benar penahanan ini digunakan sebagai alat hukuman karena pandangan politiknya, itu jelas melanggar konstitusi.”
Sebagai bagian dari syarat pembebasan, Khalil harus menyerahkan paspornya dan dilarang melakukan perjalanan internasional. Namun ia tidak wajib melapor ke kantor ICE di New York.
Meski telah bebas, proses hukum imigrasi Khalil masih berlanjut. Hakim imigrasi di Louisiana, Jamee Comans, tetap menguatkan keputusan deportasi terhadap Khalil, namun tim hukumnya akan mengajukan banding. “Saya yakin kami akan menang di tingkat banding,” ujar pengacara Johnny Sinodis.
Khalil bersikeras bahwa dirinya tidak melakukan penipuan atau kesalahan dalam aplikasi green card-nya, seperti yang dituduhkan pemerintah.
Istrinya, Noor Abdalla, menyebut bahwa pembebasan ini belum cukup untuk menghapus rasa sakit dan ketidakadilan yang mereka alami. “Namun hari ini, saya bersyukur Mahmoud kembali ke rumah, berkumpul dengan kami, dan komunitas yang terus mendukung sejak hari pertama ia ditahan secara tidak adil karena membela kemerdekaan Palestina,” ujarnya. (CNN/Z-2)
PARA demonstran berkumpul di Times Square, Kota New York pada Sabtu (12/4) malam untuk menuntut pembebasan Mahmoud Khalil.
Hakim imigrasi di Louisiana pada Jumat (11/4) memutuskan Mahmoud Khalil, lulusan Universitas Columbia dan penduduk tetap sah di AS, dapat dideportasi.
SEORANG aktivis mahasiswa Palestina, yang ditahan oleh petugas imigrasi AS awal bulan ini, buka suara untuk pertama kali tentang penangkapannya.
IVAN Gunawan dengan merek fesyennya Mandjha Series Palestine berkolaborasi dengan Baznas RI menghadirkan gelaran instalasi fesyen bertajuk Love, Hope for Humanity.
MILITER Israel mengumumkan bahwa pihaknya telah menetralisasi seorang pria bersenjata yang disebut berusaha menyerang tentara Israel dengan pisau dan mencoba merampas senjata mereka.
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) terpaksa memangkas secara signifikan rencana bantuan kemanusiaan global untuk 2025. Soalnya, pasokan dana mengalami penurunan.
KEPALA Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Volker Turk mengecam keras tindakan militer Israel di Jalur Gaza yang terus dilanda kekerasan.
MESKIPUN menghadapi penangkapan, deportasi, dan konfrontasi dengan aparat keamanan Mesir, sejumlah peserta Global March to Gaza atau Konvoi Global ke Gaza tetap bersikeras bertahan di Kairo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved