Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Kursi Presiden Korsel kian Panas

Indah Hoesin
08/11/2016 01:00
Kursi Presiden Korsel kian Panas
(AP/AHN YOUNG-JOON)

KOREA Selatan (Korsel) tengah terpuruk dalam skandal politik yang mengguncang kepemimpinan sang presiden, Park Geun-hye.

Sejumlah orang dekatnya telah ditahan dan penyelidikan skandal kian mengarah pada dirinya.

Ribuan warga 'Negeri Ginseng' telah turun ke jalan untuk menolak kepemimpinannya.

Drama politik mengelilingi Geun-hye setelah teman lama dan penasihat informalnya, Choi Soon-sil, diduga telah memanfaatkan hubungan pertemanannya untuk meminta sumbangan dana buat lembaga nonprofit miliknya.

Dana tersebut kemudian digunakan untuk kepentingan pribadi.

Putri diktator militer Park Chung-hee itu dituduh membiarkan Soon-sil untuk melihat dokumen rahasia negara dan pidato kepresidenan.

Padahal, dia tidak memegang jabatan resmi apa pun dalam pemerintahan.

Dalam siaran televisi pada Jumat (4/11) lalu, Geun-hye dengan emosional meminta maaf dan mengatakan terlalu percaya pada hubungan pribadi dan tidak berhati-hati dengan apa yang terjadi.

"Semua ini terjadi karena kesalahan saya. Hal itu terjadi karena kelalaian saya," ujar Geun-hye.

Pidato tersebut ialah kali kedua dalam 10 hari terakhir Geun-hye meminta maaf kepada publik atas skandal yang melibatkan dirinya.

"Pikiran sedih mengganggu tidur saya di malam hari. Saya menyadari apa pun yang saya lakukan akan sulit untuk melunakkan hati rakyat. Saya juga merasa malu dan bertanya pada diri sendiri, 'apa ini alasan saya menjadi presiden?'," ujarnya.

Presiden perempuan pertama Korsel tersebut juga mengakui telah membiarkan Soon-sil membantunya dalam pidato tanpa izin keamanan, sedangkan laporan lain mengatakan Soon-sil terlibat erat dalam pembentukan kebijakan pemerintah.

Geun-hye pun mengaku siap mengambil tanggung jawab atas akses Soon-sil terhadap dokumen pemerintah dan bersedia diperiksa.

Geun-hye mengatakan siapa pun yang ditemukan telah melakukan kesalahan akan menerima hukuman dan dirinya siap diperiksa jaksa, bahkan jika harus menerima penyelidikan oleh konsultan independen.

Namun, Geun-hye menolak spekulasi bahwa kepemimpinannya sebagai Presiden Korsel telah dipengaruhi sebuah sekte agama cult atau ritual shaman yang diadakan di kompleks kepresidenan (Blue House).

Terima dokumen

Skandal itu dimulai ketika afiliasi CNN Korsel, JTBC, menemukan bukti Soon-sil menerima dokumen rahasia pada perangkat tablet miliknya.

Soon-sil pada Kamis (3/11) lalu telah ditahan setelah juru bicara Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengatakan telah menerima permintaan dari jaksa untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan.

Dia ditahan dengan tuduhan penipuan dan penyalahgunaan kekuasaan.

Jaksa juga mengatakan akan memperluas penyelidikan resmi.

Sebelumnya, Geun-hye telah memecat perdana menteri (PM), merombak kabinet, dan memecat sejumlah pembantu dalam pemerintahannya untuk mengatasi skandal yang membelitnya.

Namun, skandal tersebut telanjur membuat posisinya terguncang dengan sejumlah tuntutan pengunduran diri dari berbagai pihak.

Sebagai presiden, Geun-hye memiliki kekebalan dari penuntutan untuk kasus apa pun, kecuali terkait dengan pemberontakan atau pengkhianatan.

Geun-hye juga akan terus menjadi Presiden Korsel hingga 2018 mendatang.

Namun, presiden yang menjabat sejak 2012 tersebut bisa diberhentikan Majelis Nasional, parlemen Korsel dan mahkamah tinggi konstitusi.

Akibat skandal itu, ribuan demonstran juga turun ke jalan-jalan di Korsel untuk menuntut Geun-hye mengundurkan diri.

Bahkan, menurut kantor berita Korsel, Yonhap, sekitar 12 ribu demonstran menyerukan pengunduran diri Geun-hye dan menyebutnya tidak layak menjadi presiden.

Peringkat dukungan untuk Geun-hye pun merosot sejak skandal Soon-sil itu dimulai, yaitu jatuh menjadi 21,1% pada minggu lalu.

Bahkan, pada Kamis (4/11) lalu, angka tersebut hanya tersisa 5%, sedangkan 89% lainnya memiliki pandangan negatif atas kinerja Geun-hye.

Di antara penduduk dengan kelompok usia kurang dari 40 tahun di Korsel pun hanya 1% yang mendukung Geun-hye meskipun sebelum skandal ini melilitnya, sekitar 30% lebih menunjukkan dukungan terhadap Geun-hye.

Meskipun begitu, sejumlah analis mengatakan skandal itu tidak akan berpengaruh banyak terhadap perekonomian negara, tidak seburuk ketika merek terkenal Korsel, Samsung, terkena skandal ponsel yang terbakar.

Namun, skandal tersebut akan menghambat kemampuan pemerintahan Geun-hye dalam mengatasi masalah ekonomi dan keamanan serta memperburuk Partai Saenuri yang mendukungnya di Majelis Nasional.

Sementara itu, pihak oposisi, Partai Demokrat, terus menuntut Geun-hye untuk mundur atau memenuhi sejumlah tuntutan, termasuk memilih pengganti PM dari pihak oposisi.

Geun-hye mungkin dapat bertahan dari apa yang menjadi bagian terburuk dalam empat tahun jabatannya sebagai presiden.

Namun, jika pilihannya untuk PM yang merupakan jabatan nomor dua di Korsel ditolak dan dirinya harus memilih dari yang dicalonkan oposisi, hal itu akan melumpuhkan wewenangnya dan akan mengakhiri kemampuannya untuk memerintah.

Skandal itu juga menarik perhatian negara tetangga Korsel, Korea Utara (Korut), yang dengan cepat menghujani Geun-hye dengan kritik. (AFP/CNN/BBC/Ihs/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya