Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
RIBUAN orang turun ke jalan-jalan Hong Kong, Minggu (6/11), setelah Beijing mengatakan akan mengambil langkah tegas untuk memastikan apakah dua anggota parlemen kota yang mengusulkan perpisahan dari Tiongkok daratan sebaiknya dilarang menduduki kursi mereka di dewan.
Protes itu menyusul judicial review yang sedang berlangsung oleh otoritas Hong Kong, yang berusaha untuk mendiskualifikasi Baggio Leung dan Yau Wai-ching dari Dewan Legislatif (Legco) di tengah kekhawatiran Beijing memperketat cengkeraman mereka atas kota itu.
Pemerintah mengatakan pada Jumat (4/11) Beijing telah memberi tahu otoritas Hong Kong bahwa Dewan Tinggi Legislatif Tiongkok akan membahas hukum yang menyatakan anggota dewan harus bersumpah setia kepada 'Daerah Administratif Khusus Hong Kong sebagai bagian dari Republik Rakyat Tiongkok'.
Penafsiran konstitusi Hong Kong--Undang-Undang Dasar--oleh Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Tiongkok (NPCSC) diperkirakan akan diumumkan pada hari ini, media lokal melaporkan.
Hong Kong diserahkan Inggris ke Tiongkok pada 1997 di bawah kesepakatan semiotonomi satu negara, dua sistem, yang menjamin kebebasan kota itu selama 50 tahun.
Ada keprihatinan mendalam kata kebebasan, yang diabadikan dalam konstitusi kota, itu berada di bawah ancaman kesewenang-wenangan Tiongkok.
Protes kemarin menarik ribuan demonstran, yang berjalan ke pengadilan banding final kota dan kantor penghubung Tiongkok sambil membawa spanduk bertuliskan 'Penafsiran Hukum oleh Tiongkok Menginjak-injak Orang Hong Kong'.
"Hong Kong memiliki sistem hukum sendiri, tidak harus dikontrol oleh pihak berwenang Tiongkok," kata pengunjuk rasa, Alex Wong, kepada AFP.
"Kita harus memberi tahu pemerintah bahwa kita tidak senang (dengan langkah Beijing)," kata pria 35 tahun itu.
Polisi Hong Kong menggunakan semprotan merica untuk membubarkan ratusan demonstran tersebut.
Dalam demonstrasi yang mirip dengan protes pro-demokrasi pada 2014 itu, demonstran menyerang pagar-pagar besi yang didirikan polisi di luar kantor penghubung Tiongkok.
Demonstran menggunakan payung untuk melindungi diri mereka dari semprotan merica sambil terus berusaha mendekati gedung penghubung Tiongkok tersebut.
Demonstran lainnya melempari polisi dengan botol-botol air.
"Kami cukup terguncang. Kami hanya ingin mengekspresikan tuntutan kami kepada kantor penghubung," ujar Cas Wong, mahasiswa berusia 19 tahun. (AFP/Hym/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved