Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SEORANG pilot dengan pengalaman tujuh tahun di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, mengungkapkan kesaksian soal kondisi bandara yang menjadi lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air.
Sang pilot menyebut tidak pernah diberi tahu tentang keberadaan gundukan beton yang menampung localiser di landasan pacu bandara.
Struktur beton tersebut diyakini memperburuk tingkat keparahan kecelakaan pesawat Jeju Air secara signifikan. Pasalnya, tabrakan pesawat dengan gundukan padat selama pendaratan darurat itu diduga memicu ledakan dahsyat.
Pilot dan instruktur penerbangan A tersebut yang berbicara dalam kondisi anonim mengatakan selama tujuh tahun menggunakan bandara Muan dia tidak tahu gundukan tersebut terbuat dari beton. Menurutnya, pilot-pilot lain juga tidak tahu hal tersebut.
"Saya telah melihat gundukan itu dari udara selama lepas landas dan pendaratan yang tak terhitung jumlahnya dan berasumsi itu adalah tumpukan tanah. Tidak pernah terpikir oleh saya bahwa itu terbuat dari beton," ujarnya kepada Yonhap.
"Tidak ada indikasi dalam peta bandara atau panduan terpisah yang menyebutkan bahwa gundukan itu adalah struktur beton setinggi 2 meter dan setebal 4 meter. Pilot lain juga tidak menyadari sifat aslinya."
Dia juga membahas masalah tabrakan burung yang telah diduga sebagai kemungkinan penyebab kecelakaan. Menurutnya, pilot secara teratur memantau aktivitas burung menggunakan Layanan Informasi Terminal Bandara (ATIS).
Dia menyebut insiden tabrakan burung terjadi kira-kira hanya satu tahun sekali.
"Kami selalu memeriksa kondisi cuaca melalui transmisi frekuensi, dan bandara Muan telah mengeluarkan peringatan aktivitas burung setiap hari akhir-akhir ini, dengan pengontrol lalu lintas udara memberi tahu kami jika ada burung di landasan pacu,” katanya.
Kecelakaan Jeju Air terjadi pada 29 Desember lalu pukul 08.57 pagi waktu setempat. Menara kontrol mengeluarkan peringatan tabrakan burung tepat sebelum pesawat mencoba mendarat dengan posisi perut.
Selama pendaratan, pesawat bertabrakan dengan gundukan beton yang menyebabkan ledakan. Kecelakaan itu mengakibatkan kematian 179 penumpang dan yang selamat hanya dua awak pesawat. (Z-9)
Pihak berwenang Korea Selatan mengungkapkan kotak hitam pesawat Jeju Air berhenti merekam sekitar 2 kilometer sebelum pesawat mendekati landasan pacu.
Kotak hitam pesawat Jeju Air yang terlibat dalam kecelakaan fatal pada 29 Desember lalu tidak merekam data selama empat menit terakhir sebelum ledakan.
Asosiasi Penerbangan Jerman (BDL) mencatat, di sepanjang 2024, ada 334 korban tewas di seluruh dunia akibat kecelakaan penerbangan sipil.
Tragedi udara paling fatal di tahun 2024 terjadi pada 29 Desember, ketika pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh maskapai Korea Selatan, Jeju Air.
POLISI Korea Selatan telah membentuk tim investigasi nasional, untuk menanggapi secara tegas postingan jahat yang menargetkan korban kecelakaan pesawat Jeju Air.
Kedua Korea dipisahkan oleh DMZ--zona penyangga selebar 4 kilometer, yang dijaga ketat di kedua sisi. Perbatasan dipenuhi dengan pagar kawat berduri, ranjau darat, dan penghalang lainnya.
Goal to Seoul menjadi kesempatan bagi pencinta bb.q Chicken untuk menyaksikan langsung pertandingan FC Barcelona vs FC Seoul di Seoul World Cup Stadium pada 31 Juli 2025.
KGBC menyambut baik kolaborasi dengan GBCI, yang telah menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong adopsi bangunan hijau di Asia Tenggara.
Ketahui bagaimana kepulangan BTS dari wamil akan membawa dampak ekonomi besar bagi Korea Selatan, meningkatkan sektor hiburan, pariwisata, dan ekspor.
Lee Jae-myung menyampaikan harapannya untuk segera melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Kedua kepala negara juga sempat bertukar pandangan terhadap isu global.
Larangan konsumsi daging anjing di Korea Selatan berlaku sejak 2024, memicu krisis bagi ribuan peternak dan masa depan anjing-anjing yang tak teradopsi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved