Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BARU-baru ini, sebuah retakan besar dan panjang yang diperkirakan mencapai 15 Kilometer, tiba-tiba muncul di benua Afrika, tepatnya di Kenya bagian barat daya. Retakan di Benua Afrika itu terus melebar, menyebabkan sebagian jalan raya Nairobi-Narok menjadi runtuh. Fenomena ini juga disertai dengan adanya aktivitas seismik di sekitar wilayah tersebut, sehingga memunculkan tanda-tanda nyata tentang proses geologi besar yang sedang terjadi.
Bumi adalah planet yang terus berubah. Salah satu contoh perubahan besar yang sedang terjadi adalah pembentukan East African Rift (EAR), yang diyakini akan memisahkan bagian timur Afrika dari benua utamanya.
Melansir dari Times of India, fenomena ini terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik, yaitu lapisan litosfer (kerak dan mantel atas bumi) yang terpecah menjadi beberapa bagian dan terus bergerak.
Lempeng-lempeng tektonik tersebut "meluncur" di atas lapisan astenosfer yang lebih cair. Gerakan ini dipengaruhi oleh adanya gaya ekstensional yang dihasilkan dari arus konveksi di dalam mantel.
Kemudian, proses inilah yang menyebabkan terbentuknya retakan panjang yang terlihat di Afrika Timur. Keretakan ini membentang lebih dari 3.000 km, membagi lempeng Afrika menjadi dua bagian, yaitu Lempeng Nubian dan Lempeng Somali, yang perlahan-lahan saling menjauh.
Para ahli geologi memiliki pandangan berbeda mengenai fenomena yang terjadi di benua Afrika, khususnya Kenya.
Menurut ahli geologi David Adede, keretakan yang terjadi di wilayah Afrika memiliki sejarah panjang terkait aktivitas tektonik dan vulkanik.
Kawasan ini terbentuk dari pergerakan lempeng tektonik yang terus berlangsung, dengan dampak besar terhadap geografi dan struktur permukaan bumi.
Meskipun pergeseran permukaan yang terlihat relatif kecil, kekuatan yang ada di bawah permukaan bumi, terutama di dalam mantel bumi, menyebabkan melemahnya lapisan kerak bumi yang akhirnya mencapai permukaan.
Sementara itu, peneliti lain dari Departemen Ilmu dan Teknik Bumi Imperial College London, Stephen Hicks, mengaitkan retakan besar yang terjadi di Lembah Rift Kenya disebabkan oleh curah hujan tinggi belakangan ini.
Hicks berpendapat bahwa fenomena ini mungkin tidak ada hubungannya langsung dengan pergerakan lempeng tektonik.
Namun, melalui tulisan di The Conversation, peneliti dari Fault Dynamics Research Group, Universitas Royal Holloway, Lucia Perez Diaz, mengakui bahwa pergerakan retakan tersebut mungkin berhubungan dengan garis patahan di bawahnya, dan berhubungan dengan adanya pergerakan lempeng bumi, meskipun penyebab pastinya masih dalam penyelidikan.
Jika proses ini terus berlangsung, diperkirakan dalam 5-10 juta tahun mendatang, bagian Afrika Timur akan benar-benar terpisah dari benua utamanya, membentuk samudra baru.
Peristiwa serupa terjadi sekitar 140 juta tahun lalu, saat Afrika dan Amerika Selatan terpisah, menciptakan Samudra Atlantik Selatan.
Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan retakan di Afrika adalah bagian dari siklus alami yang terus terjadi sepanjang sejarah bumi. (Times of India, The Guardian/Z-9)
PARA astronom mungkin menemukan jejak keberadaan "retakan alam semesta" setelah melakukan pengamatan mendalam terhadap galaksi-galaksi yang mencurigakan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved