Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (14/11) berkeras bahwa memindahkan pasien yang paling rentan dari rumah sakit Al-Shifa di Jalur Gaza, Palestina, merupakan tugas yang mustahil. Perwakilan Israel di Jenewa pada akhir pekan mengecam WHO, badan kemanusiaan PBB OCHA, dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) karena mengkritik seruan Israel selama sebulan agar warga sipil dan pasien meninggalkan rumah sakit utama di wilayah kantong Palestina.
Israel menghadapi tekanan internasional yang semakin besar atas serangannya sejak serangan Hamas pada 7 Oktober. "Komunitas internasional bisa saja memfasilitasi pemindahan pasien, namun mereka tidak melakukan apa pun, kecuali menyerukan Israel dan memberikan izin masuk kepada Hamas," kata perwakilan tersebut.
Namun WHO mengatakan memindahkan pasien yang paling rentan pasti akan menyebabkan kematian. "Alasan kami mengatakan orang-orang tidak dapat dievakuasi ialah yang pertama, orang-orang di rumah sakit sangat rentan, sangat sakit. Jadi memindahkan mereka ialah tugas yang mustahil," kata juru bicara WHO Margaret Harris kepada wartawan di Jenewa.
Baca juga: Israel Tertekan, Punya Tiga Pekan Hancurkan Gaza
Dia mengatakan hal itu berarti meminta dokter dan perawat untuk memindahkan orang karena mengetahui hal itu akan membunuh mereka. "Dan sekali lagi, mengapa Anda perlu memindahkan mereka? Rumah sakit tidak boleh diserang. Rumah sakit adalah tempat yang aman. Hal ini disetujui berdasarkan hukum kemanusiaan internasional."
Pada Selasa, pasukan Israel berada di gerbang rumah sakit Al-Shifa yang menurut mereka terletak di atas markas komando bawah tanah Hamas. Namun para militan menyangkal tuduhan tersebut.
Baca juga: 179 Orang Dimakamkan dalam Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza
Dokter mengatakan ribuan orang terdampar di dalam rumah dalam kondisi yang mengerikan. ICRC mengatakan di X, sebelumnya Twitter, bahwa berdasarkan hukum humaniter internasional, "Rumah sakit dilindungi karena fungsinya menyelamatkan nyawa orang yang terluka dan sakit."
Meskipun ada kemungkinan bagi rumah sakit untuk kehilangan perlindungan tersebut dalam keadaan tertentu, tetapi, "Ini bukanlah izin bebas untuk menyerang," tegasnya.
Baca juga: Jerman Ekspor Alat Militer ke Israel 10 Kali Lipat
Israel mengatakan mereka tidak menargetkan rumah sakit Al-Shifa. Mereka telah menyerukan seluruh penduduk di Jalur Gaza utara untuk pindah ke wilayah selatan.
Harris mengatakan kapasitas layanan kesehatan di Gaza selatan masih kurang, karena sebagian besar layanan kesehatan, terutama yang paling kompleks, biasanya disediakan di wilayah utara. Dia mengatakan banyak rumah sakit yang tidak mampu menerima pasien baru.
Memindahkan pasien dari utara, "Mungkin akan membunuh mereka, tetapi juga ke mana mereka pergi? Ke mana Anda menempatkan mereka?" kata Haris.
"Ada alasan yang sangat jelas mengapa hal itu tidak mungkin dilakukan."
Israel mengatakan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam serangan itu dan 239 orang disandera. Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan setidaknya 11.240 orang telah tewas dalam serangan udara dan darat Israel sejak itu. (Z-2)
PERDANA Menteri Kanada Mark Carney mengumumkan bahwa negaranya berencana untuk mengakui Negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia kembali menekankan pentingnya rencana politik yang adil dan menyeluruh dengan solusi dua negara, Israel dan Palestina.
PEMERINTAH Tiongkok mendukung rencana Prancis untuk menyampaikan pengakuan atas kedaulatan Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB pada September 2025.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron mengumumkan negaranya akan secara resmi mengakui Negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB pada September.
Indonesia mengutuk keras tindakan sepihak Zionis Israel untuk memaksakan kedaulatan terhadap wilayah Tepi Barat yang mereka jajah sebagaimana yang disetujui parlemen Israel itu.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
WFP PBB mengatakan hampir sepertiga penduduk Gaza harus menahan lapas.
Donald Trump mengisyaratkan dukungan untuk eskalasi militer Israel di Gaza.
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved