Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Prajurit AS Bahagia Setelah Dibebaskan oleh Korea Utara

Thalatie K Yani
28/9/2023 05:55
Prajurit AS Bahagia Setelah Dibebaskan oleh Korea Utara
Korea Utara membebaskan prajurit AS Travis King setelah melalui diplomasi yang intens.(AFP)

PRAJURIT Amerika Serikat, Travis King, telah dibebaskan Korea Utara dan merasa "bahagia" akan segera pulang, setelah hampir tiga bulan melarikan diri melintasi perbatasan dari Korea Selatan.

Pembebasan pria berusia 23 tahun ini terjadi setelah diplomasi yang intens di balik layar. Pembebasan itu mengakhiri kemungkinan tinggal lama di negara dengan sejarah menggunakan warga Amerika yang ditahan sebagai alat tawar-menawar.

Agen berita negara Korea Utara membuat pengumuman mengejutkan hanya beberapa jam sebelumnya bahwa Pyongyang telah memutuskan untuk mengusir King, yang menurut pejabat AS, dalam "kondisi kesehatan baik."

Baca juga: Amerika Serikat Izinkan Warga Israel Masuk tanpa Visa

King melintasi perbatasan Korea Utara ke Tiongkok dengan bantuan diplomat Swedia. Di mana dia diserahkan kepada duta besar AS dan seorang perwira militer senior pada hari Rabu. Kemudian dia terbang ke pangkalan militer AS.

"Kami dapat mengonfirmasi bahwa Prajurit King sangat bahagia untuk segera pulang," kata seorang pejabat senior pemerintahan AS kepada para wartawan. "Dia sangat berharap dapat bertemu dengan keluarganya."

Baca juga: Rusia Tunjukkan Rudal Kinzhal dan Pesawat Pengebom Nuklir kepada Kim Jong Un

Setelah perkelahian di pub dalam keadaan mabuk, insiden dengan polisi, dan masa tahanan di penjara Korea Selatan, Prajurit Kelas Dua King sedang dalam perjalanan ke bandara pada Juli untuk terbang kembali ke Texas. Alih-alih pergi ke Fort Bliss untuk pemeriksaan disiplin, King menyelinap pergi, bergabung dengan perjalanan wisata Zona Demiliterisasi, dan melintasi perbatasan.

Bulan lalu, Pyongyang mengkonfirmasi bahwa mereka memegangnya, mengatakan bahwa King telah membelot ke Korea Utara untuk melarikan diri dari "perlakuan buruk dan diskriminasi rasial dalam Angkatan Darat AS."

Tempat yang Baik

"Setelah menyelesaikan penyelidikannya, Pyongyang telah memutuskan untuk mengusir Travis King, seorang prajurit Angkatan Darat AS yang secara ilegal memasuki wilayah Korea Utara, sesuai dengan hukum Republik," kata Korean Central News Agency pada hari Rabu, menggunakan akronim resmi Korea Utara.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan dalam pernyataan pejabat-pejabat AS telah menjamin kembalinya Prajurit Travis King dari Korea Utara.

"Kami berterima kasih kepada pemerintah Swedia atas peran diplomatiknya... dan pemerintah Republik Rakyat Tiongkok atas bantuannya dalam memfasilitasi perjalanan Prajurit King," katanya.

Setelah kembali ke Amerika Serikat, King akan dibawa ke Pusat Medis Militer Brooke di Texas - tempat yang sama di mana bintang basket AS, Brittney Griner, dievaluasi setelah dibebaskan oleh Rusia. "Kami akan membimbingnya melalui proses reintegrasi yang akan mengatasi setiap masalah medis dan emosional dan memastikan kami membawanya ke tempat yang baik untuk bersatu kembali dengan keluarganya," kata pejabat kedua.

Tindakan disipliner termasuk pengadilan militer mungkin akan terjadi setelah itu, tambah pejabat tersebut.

Satu Kali

Penyeberangan perbatasan King terjadi saat hubungan antara kedua Korea sedang berada pada salah satu titik terendahnya. Diplomasi terhenti dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menyerukan peningkatan pengembangan senjata, termasuk hulu ledak nuklir taktis.

Tetapi Amerika Serikat mengetahui melalui Swedia awal bulan ini bahwa Korea Utara ingin melepaskan King, memicu upaya diplomatik yang heboh untuk menjamin kepulangannya, kata pejabat-pejabat tersebut.

"Tiongkok tidak bermediasi dengan Korea Utara untuk pembebasan King dan Amerika Serikat tidak memberikan konsesi apa pun kepada Pyongyang," kata seorang pejabat senior pemerintahan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mathew Miller, memperingatkan pembebasan King adalah satu kali dan bukan tanda terobosan dalam hubungan dengan Korea Utara yang bersenjata nuklir.

"Kami terbuka untuk diplomasi dengan Korea Utara, kami akan menyambut diplomasi dengan Korea Utara; mereka selalu menolaknya," katanya.

Kedua Korea tetap berada dalam keadaan teknis perang karena konflik tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian, dan sebagian besar perbatasan antara keduanya sangat diperkuat.

Sebelumnya, Pyongyang telah menggunakan warga AS yang ditahan sebagai alat tawar-menawar dalam perundingan bilateral.

Salah satu warga AS terakhir yang ditahan oleh Korea Utara adalah mahasiswa Otto Warmbier, yang ditahan selama satu setengah tahun sebelum dibebaskan dalam keadaan koma ke Amerika Serikat. Dia meninggal enam hari setelahnya.

Sekitar setengah lusin prajurit AS melakukan pembelotan langka ke Korea Utara setelah Perang Korea dan digunakan untuk propaganda negara tersebut. (AFP/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya