Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
SETELAH diterbitkannya Unboxing Tiongkok yang mendapat sambutan luas berbagai kalangan pada 2021 lalu, dua tahun kemudian, Sugeng Rahardjo, diplomat karier, kembali menerbitkan buku berjudul Healing the World-Memadamkan Api Perang Dunia Ketiga yang diluncurkan pada Senin (26/6).
Berbeda dengan Unboxing Tiongkok yang mengupas secara mendalam berbagai aspek tentang perkembangan Negeri Tirai Bambu yang membawa kepada cerahnya perekonomian Indonesia dan dunia, sesuai dengan pengalaman saat menjadi Dubes RI di Beijing pada 2014-2017.
Healing the World mengupas isu-isu aktual yang sekarang sedang terjadi di tengah tengah masyarakat dunia, yaitu sakitnya perekonomian dunia dan juga transisi geopolitik dunia yang sedang bergeser dari Amerika Serikat kepada kekuatan ekonomi dunia baru yang lebih seimbang.
Teuku Rezasyah, dosen Hubungan Internasional Universitas Padjajaran Bandung yang hadir sebagai narasumber dalam bedah buku tersebut menegaskan dan bahwa buku tersebut perlu dibaca oleh kalangan diplomat, mahasiswa maupun mereka yang punya ketertarikan di bidang diplomasi internasional atau dinamika yang terjadi di dunia saat ini.
Baca juga: Nahdlatul Ulama Afghanistan: Diplomasi Damai ala Nahdliyin
"Buku ini mengajak Republik Indonesia untuk lebih mandiri dan lebih peka terhadap kondisi geopolitik yang terjadi saat ini dan mendatang," kata Teuku.
Selain Teuku, bedah tersebut juga menghadirkan aktivis mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Pehimpuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).
Dalam acara tersebut, disebutkan keunikan dari buku itu adalah, semua peristiwa geopolitik dunia ini, tidak diulas dari sudut pandang seorang pengamat, namun sebagai seorang pelaku, yang di uraikan melalui perjalanan hidup dan karier seorang Sugeng.
Baik di mulai dari awal karier sebagai diplomat, melihat dan berada di Amerika Serikat ketika mereka menjadi puncak kemajuan dunia dan juga ketika Amerika Serikat berada di terutama perkembangan geopolitik di berbagai belahan dunia dan juga berada di Tiongkok ketika, Tiongkok menjadi pusat kemajuan dunia baru selama satu dekade terakhir.
Sugeng mengatakan, dunia tetap akan dikuasai neokolonialisme, yang ditandai dengan kebijakan zero sum game, yaitu harus ada yang menang dan kalah. "Sejak Perang Dunia Kedua, kebijakan yang diambil selalu ditandai dengan persaingan yang alih alih sehat, tapi justru menimbulkan ketegangan," kata Sugeng yang saat menulis dibantu Atman Ahdiat, Ardy Bramantyo, Rahmad Nasution dan Sariat Arifia.
Baca juga: Kirim Vaksin Ke Nigeria, Bentuk Soft Diplomasi RI
“Buku ini saya tulis untuk memberikan pengalaman selama hampir 40 tahun terakhir sebagai diplomat, dimana perkembangan dalam negeri dan hubungan internasional tidak merupakan ruang yang kosong tetapi banyak dimanfaatkan oleh berbagai kepentingan, yang apabila tidak mendapatkan perhatian generasi muda, akan menciptakan berbagai tantangan dan kendala dalam menciptakan Indonesia yang lebih makmur, lebih adil dan sejahtera," kata Sugeng yang juga pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan dan Tiongkok itu.
Buku yang ditulis Sugeng dengan 300 halaman, dalam dua jilid, memberi pesan mendalam pentingnya pengelolaan politik luar negeri. Diplomasi bukanlah sekedar basa basi, melalui acara acara seremonial, tapi harus membawa dan mentransfer kemakmuran negara yang lebih maju kepada Indonesia.
Diplomat harus sudah sanggup melihat rekam jejak, siapa teman kita dan siapa bukan teman kita. Hal ini di suguhkan melalui catatan perjalanan malang melintang di berbagai belahan dunia selama sebagai diplomat. (Z-6)
Smart Irrigation Systemdirancang untuk mengatur jumlah air dan pupuk yang digunakan oleh petani secara efisien dengan bantuan aplikasi mobile.
Event ini diikuti sekitar 8 ribu orang,termasuk 1.500 pebalap dari 19 negara untuk 9 kategori perlombaan.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mencatatkan pencapaian gemilang di kancah internasional dengan berhasil meraih lima penghargaan global dalam ajang RBI
Kawasan industri ModernCikande di Serang, Banten, akan mewakili Indonesia dalam ajang FIABCI World Prix D'Excellence Awards 2025 yang akan diselenggarakan di Lagos
Tema yang diangkat konferensi internasional Untar ini menyoroti perlunya perubahan ini karena masyarakat sekarang mengharapkan perusahaan untuk mendukung perubahan sosial dan lingkungan.
Connie menyebut Trump cenderung mengadopsi kebijakan inward-looking atau berfokus pada isu domestik AS.
Kebijakan tarif sebesar 32% yang diterapkan secara resiprokal oleh pemerintah AS tentu akan berdampak terhadap daya saing produk Indonesia, khususnya komoditas ekspor unggulan.
Menurut Gugun, Indonesia dan Saudi Arabia menekankan pentingnya memperluas kemitraan ekonomi dan perdagangan.
SEJUMLAH posisi Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk berbagai negara mitra strategis masih kosong hingga saat ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar hubungan internasional.
Bedah buku Mengarungi Jejak Merajut Asa 75 Tahun Indonesia-Tiongkok membahas tentang hubungan Indonesia-Tiongkok.
Seminar ini merupakan bagian dari inisiatif ERIA untuk memperkuat memori institusional Asia Tenggara melalui Leadership Lecture Series.
HUBUNGAN diplomatik Indonesia-Rusia resmi berusia 75 tahun pada 3 Februari 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved