Gempa susulan kembali mengguncang Turki dengan kekuatan Magnitudo (M) 6,4 yang mengguncang Selatan Turki, Provinsi Hatay. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang berada di Turki melaporkan tidak ada korban asal Indonesia dari gempa yang terjadi 20 Februari waktu setempat.
Ketua IDI Wilayah Aceh sekaligus Volunteer di Kota Kahramanmaras, dr Safrizal mengatakan dari informasi yang didapat gempa susulan berkekuatan 6,4 SR semalam dalam laporan global terdapat 3 orang korban jiwa dan ratusan orang mengalami luka. "Tapi dari data yang kami himpun tidak ada WNI yang menjadi korban dari gempa susulan," kata Syafrizal dalam konferensi pers secara daring, selasa (21/2).
Namun, lanjut Syahrizal, ia mendapat kabar ada satu pelajar Indonesia yang sempat lompat dari lantai 2 tempat tinggalnya saat terjadi gempa tetapi hanya mengalami luka lecet biasa dan bisa beraktivitas seperti biasa.
Dalam perjalanan ia juga sempat menengok WNI yang survive akibat gempa 6 Februari lalu dan kondisinya baik tapi karena dia adalah seorang ibu dengan anak 2 bulan dan anak tersebut sempat mengalami dehidrasi dan hipotermia yang lumayan lama jadi masih dirawat di rumah sakit dan ketika sembuh nanti dia akan dikembalikan ke tenda. "Dan menurut ibu ini keluarga suaminya yang WN Turki ada 14 orang yang meninggal dan saat ini mereka sedang berduka," ujarnya.
Di kesempatan yang sama Satgas Bencana IDAI di Lokasi Pengungsian EMT Indonesia yang berada di kota Hassa Provinsi Hatay dr Dimas Tri Ananto menjelaskan gempa susulan yang berpusat di kota tersebut melaporkan semua korban berasal dari WN Turki. "Hassa ini pusat gempanya ada di pinggir pantai dari laporan Kementerian Kesehatan Turki ada 6 penduduk yang meninggal dan belum ada laporan WNI yang menjadi korban. Kemudian ada sekitar 294 penduduk yang terluka dan ada 18 penduduk yang luka berat," ujarnya.
"Sehingga pemerintah Turki tetap mempertahankan rumah sakit lapangan untuk mengantisipasi gempa susulan," pungkasnya. (OL-12)