Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Tiongkok dan Indonesia tidak Punya Perjanjian ZEE

Dro/Den/Kim/I-2
22/6/2016 05:30
Tiongkok dan Indonesia tidak Punya Perjanjian ZEE
(ANTARA/SIGID KURNIAWAN)

KLAIM Tiongkok terkait dengan legalitas menangkap ikan di wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) di Natuna karena dipandang sebagai zona tangkap ikan tradisional dibantah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Susi menegaskan Indonesia tidak memiliki perjanjian apa pun terkait ZEE dengan Tiongkok di wilayah Natuna.

“ZEE dan segala isinya adalah wilayah kedaulatan sebuah negara. Bila ada perjanjian apa pun itu harus ditandatangani kedua negara, fishing right atau traditional fishing zone. Kita (RI) dengan Tiongkok tidak ada tanda tangan itu. Jadi kita tetap anggap sama seperti kapal-kapal ikan lainnya yang kita tangkap sebagai illegal unreported unregulated fishing (IUUF),” terang Susi di Jakarta, kemarin.

Susi menjelaskan masalah perjanjian wilayah dan segalanya merupakan wewenang Kementerian Luar Negeri dan Menko Polhukam, sedangkan untuk wewenang KKP kalau memang menemukan ada yang menangkap akan langsung diperlakukan sebagai pelanggaran pencurian ikan.

“Kami tidak ada perjanjian di wilayah maritim memasukkan pengambilan ikan di wilayah traditional fishing zone di wilayah mana pun. Kami hanya ada traditional fishing right dengan Malaysia. Itu pun di Selat Malaka,” terang Susi.

Ia menambahkan sesuai dengan perjanjian internasional yang sudah diratifikasi banyak negara, UNCLOS, ZEE hanya bisa dilewati saja sesuai dengan ketentuan administratif dan peraturan yang ada, tetapi tidak diperbolehkan untuk mengambil isi lautnya, baik itu pasir, ikan, karang, ataupun air lautnya. Hal tersebut disebabkan di dalam garis ZEE merupakan bagian dari kedaulatan sebuah negara.

“Saya kembalikan lagi siapa saja mengambil ikan di wilayah ZEE, ketemu kami ya kami perlakukan sebagai pencuri. Kami tidak tahu traditional fishing zone dengan negara mana pun selain Malaysia,” pungkas Susi.

Berulangnya insiden pelanggaran batas wilayah di perbatasan perairan Indonesia oleh Tiongkok membuat TNI makin bersiaga memantau.
“Kita antisipasi dengan menangkap. Kalau tidak menangkap ya tidur berarti kita. Kita kerahkan KRI dan pesawat untuk mengintai. Tujuannya agar jangan sampai masuk lagi,” cetus Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, kemarin.

Armada yang disiapkan TNI untuk memantau perairan Natuna ialah Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) TNI-AL. (Dro/Den/Kim/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya