Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Menlu: G20 Suarakan Kekhawatiran Melonjaknya Harga Pangan dan Energi

Mediaindonesia.com
09/7/2022 09:16
Menlu: G20 Suarakan Kekhawatiran Melonjaknya Harga Pangan dan Energi
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pernyataan pers usai Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/7/2022)(ANTARA/SIGID KURNIAWAN)

SEMUA anggota G20 mengungkapkan kekhawatiran tentang melonjaknya harga pangan dan energi, yang dipicu oleh perang antara Rusia dan Ukraina.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa krisis pangan dan energi akan berdampak besar terhadap negara berkembang, terutama negara berpenghasilan rendah dan negara kepulauan kecil.

"Ada kebutuhan mendesak untuk mengatasi gangguan rantai pasokan pangan global--mengintegrasikan kembali pangan dan pupuk dari Ukraina dan Rusia ke pasar global sangat penting," kata Retno ketika menyampaikan pernyataan pers usai Pertemuan Menlu G20 (G20 Foreign Ministers Meeting/FMM) di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/7), seperti dilansir Antara.

Sebagai solusi, banyak peserta FMM G20 menyatakan dukungannya terhadap upaya Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyediakan jalur yang aman (safe passage) untuk mendistribusikan produk pangan dan energi dari Rusia dan Ukraina, termasuk melalui pelabuhan.

"Beberapa peserta menggarisbawahi bahwa pangan dan pupuk tidak dikenakan sanksi dan menyatakan siap untuk mengatasi kesulitan praktis dalam melakukan perdagangan pangan dan pupuk, termasuk pembayaran, asuransi, logistik, dan lain-lain," tutur Retno.

Dalam pertemuan tersebut juga dibahas komitmen untuk mengeksplorasi kerja sama G20 selanjutnya guna memperkuat ketahanan pangan dan energi, termasuk melalui sistem PBB atau organisasi internasional lainnya.

Baca juga: Inilah 4 Persiapan Bidang Kesehatan Menyambut KTT G20 di Bali

Agresi militer yang dilancarkan Rusia di Ukraina sejak 24 Februari 2022 telah berdampak pada ketahanan pangan dunia, mengingat kedua negara merupakan pemain utama dalam perdagangan hasil-hasil pertanian.

Berdasarkan data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Rusia adalah penghasil 11% gandum dunia dan Ukraina menyumbang 3% dalam perdagangan gandum dunia pada 2021.

Banyak negara, terutama di Afrika, Eropa Timur, dan Asia Tengah yang bergantung pada impor bahan pangan dari kedua negara. Bahkan, Rusia dan

Ukraina memasok sampai 80 persen kebutuhan gandum di Kenya, Somalia, Ethiopia, Armenia, Mongolia, Azerbaijan dan beberapa negara lainnya.

Perang juga disertai blokade di pelabuhan Ukraina di Laut Hitam.

Akibatnya, Ukraina tidak mampu mengekspor produk pertaniannya ke negara lain. Sanksi negara barat ke Rusia turut andil dalam memperparah kondisi pasokan pangan dunia.

Sebagai balasan, Rusia mengurangi atau menghentikan ekspor komoditas yang dibutuhkan banyak negara, di antaranya gas alam ke negara-negara Eropa.

FAO memprediksi harga pangan dan pakan ternak akan naik 8%-22% serta jumlah orang kurang gizi bertambah 8 juta hingga 13 juta dibandingkan kondisi saat ini apabila konflik tersebut terus berlanjut. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya