Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan Thailand menjadi negara pertama yang berhasil mengurangi penularan human immunodeficiency virus (HIV) dari ibu kepada bayi, kemarin.
Sejak 2000, Thailand menyediakan obat antiretroviral (ARV) dan proses pemindaian virus gratis kepada ibu hamil.
Hasilnya, jumlah bayi tertular HIV menurun dari 1.000 bayi pada 2000 menjadi hanya 85 bayi pada 2015.
"Kemajuan Thailand menunjukkan berapa banyak yang dapat dicapai ketika ilmu pengetahuan dan obat-obatan didukung dengan komitmen politik yang berkelanjutan," kata Direktur Eksekutif UNAIDS (Program PBB untuk Penanggulangan HIV/AIDS), Michel Sidibe dalam sebuah pernyataan.
Pemberian ARV selama kehamilan diyakini mengurangi risiko penularan kepada bayi lebih dari 1%.
Sebaliknya, jika ARV diberikan kepada ibu dengan HIV selama kehamilan, kelahiran, dan menyusui, berisiko penularan virus kepada bayi turun sekitar 15%-45%.
Kendati demikian, ARV tidak 100% efektif.
Di sisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan masih ada sekitar 500 ribu pengidap HIV di seluruh Thailand.
Menteri Kesehatan Thailand Piyasakol Sakolsatayadorn mengatakan tantangan selanjutnya ialah bagaimana mempertahankan keberhasilan itu.
"Masih ada tantangannya, bagaimana membuat keberhasilan ini berkelanjutan."
Thailand merupakan negara di Asia dengan pengidap HIV terbesar seiring dengan maraknya perdagangan seks. (AFP/Aya/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved