Kamis 26 Mei 2022, 11:01 WIB

Dunia Tanggapi Pembantaian Anak-Anak di Sekolah Texas

Nur Aivanni | Internasional
Dunia Tanggapi Pembantaian Anak-Anak di Sekolah Texas

AFP/Brandon Bell
Penembakan di Texas menciptakan kesedihan bagi penduduk setempat.

 

Pembantaian terhadap anak-anak sekolah Texas, AS, pada Rabu (25/5), menuai tanggapan dari dunia internasional. Presiden AS Joe Biden, yang telah menjadikan perjuangan demokrasi sebagai prioritas utama, tampak sadar akan kerusakan reputasi AS dalam permohonan yang berapi-api untuk bertindak pada Selasa malam beberapa saat setelah kembali dari Asia.

"Yang mengejutkan saya dalam penerbangan 17 jam itu, yang mengejutkan saya, adalah penembakan massal semacam ini jarang terjadi di tempat lain di dunia," kata Biden.

Sekutu AS serta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, semuanya menyuarakan kengerian atas pembunuhan yang dilakukan oleh remaja bersenjata atas 19 anak dan dua guru di Uvalde, Texas.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut kematian seperti itu "mengerikan". Beberapa sekutu pun mempertanyakan, dengan sopan, mengapa Amerika Serikat tidak dapat mengatasi kekerasan senjata, yang merenggut rata-rata 111 nyawa sehari.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, yang sedang mengunjungi Amerika Serikat, menunjukkan bagaimana pemerintahnya memperketat undang-undang senjata setelah seorang supremasi kulit putih membunuh 51 orang di dua masjid di Christchurch pada 2019.

"Kami adalah orang-orang yang sangat pragmatis. Ketika kami melihat hal seperti itu terjadi, semua orang berkata, 'Tidak akan pernah lagi'," katanya kepada CBS "Late Show."

Di Australia, yang melarang senjata semi-otomatis setelah penembakan massal pada tahun 1996, Bendahara Negara Jim Chalmers mengatakan kepada wartawan: "Sulit membayangkan bahwa negara besar seperti Amerika Serikat dapat terus seperti ini, dengan kekerasan senjata ini, kekejaman massal ini".

Tiongkok - yang terus-menerus menghadapi kritik AS terhadap hak asasi manusia - mengatakan tidak dapat diterima bahwa Amerika Serikat tidak membahas kekerasan senjata atau diskriminasi rasial.

"Bagaimana orang bisa mengharapkan pemerintah AS, (yang) bahkan tidak peduli dengan hak asasi manusia rakyatnya, untuk benar-benar memperhatikan situasi hak asasi manusia di negara lain?" kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin.

The Global Times, sebuah surat kabar nasionalis yang dikendalikan negara, mengatakan penembakan di Texas mengungkap kegagalan Amerika Serikat yang disebutnya sebagai tempat paling berbahaya di dunia. (AFP/Nur)

Baca Juga

AFP/Adem ALTAN

Gambari Poster Erdogan dengan Kumis, Remaja Turki Dipenjara

👤Basuki Eka Purnama 🕔Rabu 07 Juni 2023, 05:26 WIB
Remaja asal Kota Mersin itu dituding merusak poster kampanye Erdogan di dekat rumahnya menggunakan pena dengan menempatkan kumis Hitler di...
AFP/HENRY NICHOLLS

Pemberian Visa AS untuk Pangeran Harry Digugat

👤Basuki Eka Purnama 🕔Rabu 07 Juni 2023, 05:16 WIB
Heritage Foundation menggarisbawahi bahwa Pangeran Harry telah secara terbuka mengakui menggunakan narkoba baik di AS maupun di luar...
AFP/AHMAD GHARABLI

PBB Kutuk Pembunuhan Balita Palestina oleh Militer Israel

👤Basuki Eka Purnama 🕔Rabu 07 Juni 2023, 04:24 WIB
Mohammad Tamimi, yang berusia dua tahun, meninggal setelah terluka parah pada 1 Juni 2023 ketika pasukan Israel menembaki sebuah mobil di...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya