Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Facebook Laporkan Kenaikan Laba saat Kontroversi Facebook Papers

Mediaindonesia.com
26/10/2021 09:46
Facebook Laporkan Kenaikan Laba saat Kontroversi Facebook Papers
Logo raksasa media sosial facebook(AFP)

RAKSASA media sosial Facebook, Senin (25/10) waktu setempat, melaporkan laba yang lebih tinggi untuk kuartal terakhir. Laporan di tengah kontroversi dokumen Facebook Papers yang mengklaim bahwa platform tersebut menempatkan keuntungan perusahaan di atas keamanan pengguna.

Mengutip laporan Associated Press, Selasa (26/10), Facebook mengatakan laba bersihnya tumbuh 17 persen pada periode Juli hingga September menjadi 9,19 miliar dolar AS, didukung oleh pendapatan iklan yang kuat. Laba tersebut naik dari 7,85 miliar dolar AS setahun sebelumnya.

Pendapatan tumbuh 35 persen menjadi 29,01 miliar dolar AS. Saham perusahaan juga naik 2,5 persen setelah ditutup naik 1 persen pada Senin.

“Untuk saat ini, gambaran pendapatan untuk Facebook terlihat sebaik yang diharapkan,” kata analis eMarketer Debra Aho Williamson.

Facebook Papers merupakan dokumen internal perusahaan yang dibocorkan mantan karyawan Frances Haugen dan memberikannya kepada media Wall Street Journal dan anggota parlemen Amerika Serikat.

The New York Times, The Washington Post, dan Wired termasuk di antara media yang sekarang telah menerima akses ke dokumen tersebut.

Pada Senin (25/10), laporan baru The Washington Post menyebutkan CEO Mark Zuckerberg tunduk pada sensor negara di Vietnam serta mencatat bahwa platform tersebut mengizinkan ujaran kebencian berkembang didorong oleh masalah moderasi konten di negara yang tidak berbahasa Inggris. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa perusahaan mengetahui algoritmenya dapat memicu polarisasi beracun secara daring.

“Dokumen-dokumen yang memberatkan ini menggarisbawahi bahwa kepemimpinan Facebook secara kronis mengabaikan alarm internal yang serius, memilih untuk menempatkan keuntungan di atas orang-orang,” kata Senator AS Richard Blumenthal dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP pada Selasa.

Pada Senin (25/10), Haugen juga bersaksi di hadapan anggota parlemen Inggris dengan kembali menekankan bahwa perusahaan menempatkan keuntungan di atas kepentingan dan keselamatan pengguna.

“Facebook tidak mau menerima bahkan sedikit keuntungan yang dikorbankan untuk keselamatan, dan itu tidak dapat diterima,” katanya kepada anggota parlemen. Ia juga menambahkan bahwa konten yang berisi kemarahan atau kebencian merupakan cara termudah untuk mengembangkan platform media sosial.(Ant/OL-13)

Baca Juga: Kejagung Geledah Rumah Tersangka Kasus Korupsi Gas Negara Sumsel



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya