Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

UE Gugat AstraZeneca Karena Langgar Kontrak Pengiriman Vaksin

Atikah Ishmah Winahyu
27/4/2021 08:58
UE Gugat AstraZeneca Karena Langgar Kontrak Pengiriman Vaksin
Vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca( Luis ACOSTA / AFP)

UNI Eropa menggugat AstraZeneca karena tidak menghormati kontraknya terkait pasokan vaksin covid-19 dan tidak memiliki rencana untuk memastikan pengiriman berjalan tepat waktu. Di bawah kontrak, perusahaan Anglo-Swedia telah berkomitmen untuk melakukan upaya terbaik untuk mengirimkan 180 juta dosis vaksin ke UE pada kuartal kedua tahun ini, dengan total 300 juta dalam periode Desember hingga Juni.

Tetapi AstraZeneca mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 12 Maret bahwa pihaknya akan menargetkan untuk mengirimkan hanya sepertiga dari jumlah itu pada akhir Juni, di mana sekitar 70 juta akan berada pada kuartal kedua. Seminggu setelah itu, Komisi mengirimkan surat resmi kepada perusahaan sebagai langkah awal prosedur formal penyelesaian perselisihan.

Penundaan AstraZeneca telah menyebabkan upaya vaksinasi di blok tersebut terhambat, karena vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford ini pada awalnya seharusnya menjadi yang utama dalam peluncuran UE pada paruh pertama tahun ini. Setelah pemotongan pasokan berulang kali, blok tersebut mengubah rencananya dan sekarang sebagian besar bergantung pada vaksin Pfizer-BioNTech.

"Komisi telah memulai tindakan hukum Jumat lalu terhadap AstraZeneca," kata juru bicara Uni Eropa pada konferensi pers, mencatat bahwa 27 negara Uni Eropa mendukung langkah tersebut.

"Beberapa persyaratan kontrak belum dipatuhi dan perusahaan belum dalam posisi untuk menghasilkan strategi yang dapat diandalkan untuk memastikan pengiriman dosis tepat waktu," lanjutnya  menjelaskan penyebab gugatan tersebut.

"Kami ingin memastikan pengiriman cepat dengan jumlah dosis yang cukup yang menjadi hak warga Eropa dan yang telah dijanjikan berdasarkan kontrak," ujarnya.

Sebagai tanggapan, AstraZeneca mengatakan bahwa tindakan hukum oleh UE tidak berdasar dan berjanji untuk membela di pengadilan.

"AstraZeneca telah sepenuhnya mematuhi Perjanjian Pembelian di Muka dengan Uni Eropa dan akan sangat membela diri di pengadilan. Kami yakin setiap litigasi tidak berdasar dan kami menyambut baik kesempatan ini untuk menyelesaikan sengketa ini secepat mungkin," kata AstraZeneca.

baca juga: AstraZeneca

Berdasarkan kontrak, kasus tersebut perlu diselesaikan oleh pengadilan Belgia. Pejabat UE mengonfirmasi tujuan dari tindakan hukum itu untuk memastikan pasokan vaksin tersebut agar sesuai dengan yang dijanjikan oleh perusahaan tersebut untuk segera mengirimkan ke negara-negara pemesan. Langkah tersebut menyusul perselisihan dengan perusahaan yang berlangsung selama berbulan-bulan mengenai masalah pasokan dan di tengah kekhawatiran atas kemanjuran dan keamanan vaksin. Meski vaksin AstraZeneca telah dikaitkan dengan kasus pembekuan darah yang sangat langka, regulator obat UE telah merekomendasikan penggunaannya untuk menahan penyebaran covid-19.

"Kami harus mengirim pesan ke (Pascal) Soriot," kata seorang pejabat Uni Eropa, mengacu pada kepala eksekutif AstraZeneca.

Jerman, Prancis, dan Hongaria termasuk di antara negara-negara UE yang pada awalnya enggan menuntut perusahaan tersebut. Sebagian besar dengan alasan bahwa langkah tersebut mungkin tidak mempercepat pengiriman, menurut para diplomat, tetapi akhirnya mereka mendukungnya. (Straitstimes/OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya