Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
KOREA Utara kembali menembakkan rudal jarak pendek ke lepas pantai timur Jepang, Jumat (1/4). Tindakan itu dilakukan saat Amerika Serikat dan negara-negara lainnya sedang menggelar Konferensi Tingkat Tinggi Nuklir.
Uniknya, KTT yang digelar di Washington DC tersebut juga sedang membahas masalah Korut yang dalam beberapa bulan terakhir kerap menggelar uji coba rudal. Bahkan, pemimpin negeri itu, Kim Jong-un, sesumbar telah mampu membuat hulu ledak nuklir mini.
Kantor berita Korut menyebut KTT Nuklir yang digelar di Washington DC hanya mengada-ada untuk mencari-cari kesalahan Korut. Uji coba rudal yang dilakukan Pyongyang pada 6 Januari lalu telah memicu ketegangan di Semenanjung Korea.
Meski PBB telah menjatuhkan sanksi, Korut bergeming. Mereka bahkan kembali mengulangi aktivitas dengan menembakkan rudal jarak menengah dan pendek sebagai bentuk provokasi.
“Kita bersatu dalam upaya bersama mencegah tindakan provokasi Korea Utara,” kata Presiden AS, Barrack Obama, setelah bertemu Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dan Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, di sela-sela KTT.
KTT nuklir yang dibuka Kamis (31/3), diawali dengan sambutan Obama yang berusaha mewujudkan konsensus di antara para pemimpin Asia Timur untuk menanggapi uji coba nuklir dan rudal terbaru Pyongyang.
Para pemimpin juga membahas instalasi sistem pertahanan rudal canggih THAAD (Theater High Altitude Area Defense System) di Korea Selatan oleh Amerika Serikat.
Namun, langkah itu menimbulkan kekhawatiran di Tiongkok yang mengaku terganggu dengan instalasi sistem pertahanan tersebut.
Namun, pihak AS menepis kekhawatiran Beijing. “Ini sama sekali tidak mengancam, baik kepentingan keamanan Tiongkok, Rusia, atau lainnya di wilayah tersebut,” ujar penasihat Obama, Dan Kritenbrink.
KTT yang diikuti 52 negara itu tidak dihadiri Rusia sebagai salah satu negara yang banyak memiliki persediaan uranium, bahan aktif pembuat nuklir. (AFP/Ths/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved