FBI Peringatkan Protes Bersenjata Jelang Pelantikan Biden

Atikah Ishmah Winahyu
13/1/2021 00:25
FBI Peringatkan Protes Bersenjata Jelang Pelantikan Biden
Tim Swat FBI berjaga di dalam Gedung Capitol di Washington DC.(AFP/Olivier DOULIERY)

SEPEKAN menjelang pelantikan Presiden terpilih AS Joe Biden, Rabu (20/1/2021), otoritas keamanan memperingatkan kemungkinan berlangsungnya protes bersenjata di Washington DC dan di 50 ibu kota negara bagian lain.

FBI menyatakan telah menerima informasi tentang kelompok bersenjata yang diidentifikasi berniat melakukan perjalanan ke Washington DC pada Sabtu (16/1/2021). Mereka memperingatkan jika Kongres mencoba memakzulkan (Trump) melalui amendemen ke-25, pemberontakan besar akan terjadi.

"Ancaman dengan lebih banyak kekerasan dari pendukung Presiden Trump mengikuti penyerbuan Gedung Capitol Rabu (6/1). FBI mengeluarkan peringatan untuk akhir pekan depan dan berjalan setidaknya sampai hari pelantikan," kata sumber penegakan hukum federal, kemarin.

Sebagai upaya pengamanan untuk melindungi Ibu Kota AS, Garda Nasional diberi wewenang menerjunkan hingga 15.000 personel ke Washington dan turis dilarang mengunjungi Monumen Washington hingga 24 Januari.

"Saya tidak takut mengambil sumpah di luar," ujar Biden kepada wartawan di Newark, Delaware, mengacu pada pengaturan umum untuk upacara pelantikan yang berlangsung di halaman Gedung Capitol.

Akan tetapi, dia mengatakan bahwa semua pihak yang terlibat dalam penyerbuan dan mengancam nyawa orang, merusak properti publik, hingga menyebabkan kerusakan besar perlu dimintai pertanggungjawaban.

Dalam menindaklanjuti peringatan FBI tersebut, pemerintah Negara Bagian Michigan melarang pembawaan senjata di Gedung Capitol sejak Senin (11/1). FBI merilis buletin yang mengemukakan seruan penyerbuan gedung pelantikan dan gedung pengadilan negara bagian, lokal, dan federal jika Trump dicopot dari kekuasaan sebelum pelantikan. Rencana protes bersenjata atas kekalahan Trump dilakukan dalam kurun Sabtu (16/1) hingga Rabu (20/1).

Partai Demokrat secara resmi menunjukkan sebuah artikel pemakzulan pada Senin (11/1) yang menuduh Trump mendorong terjadinya pemberontakan sehubungan dengan kerusuhan di Capitol AS yang menyebabkan banyak penangkapan.

Demokrat bahkan meminta Wakil Presiden Mike Pence menerapkan amendemen ke-25 konstitusi dan menyingkirkan Trump dari kekuasaan. Upaya itu tampaknya tidak mungkin berhasil. Sidang pemakzulan apa pun di Senat kemungkinan tidak diadakan sampai setelah Trump menanggalkan jabatannya.

Di sisi lain, Trump mengakui memikul sebagian tanggung jawab atas kerusuhan di Gedung Capitol AS pekan lalu. Hal itu dikemukakan pemimpin Partai Republik di Kongres, Kevin McCarthy.

"Saya sudah meyakinkan kepada Presiden. Beliau bertanggung jawab atas kata-kata dan sikapnya," tandas McCarthy dikutip dari pernyataan salah satu sumber kemarin. (Aiw/Ant/CNA/The Guardian/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya