Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PENYELIDIK Rusia, Selasa (29/12), membuka penyelidikan kriminal terhadap pengkritik Kremlin, Alexei Navalny, atas tuduhan menggunakan lebih dari 356 juta rubles sumbangan yang diterima organisasinya untuk kepentingan pribadi, termasuk berlibur ke luar negeri.
Komite Penyelidik, yang menyelidiki kejahatan besar, dalam sebuah pernyataan uang itu merupakan bagian dari 588 juta rubles yang dikumpulkan Navaldny dari organisasi nirlabanya, termasuk Dana Antikorupsi.
Komite itu menuding Navalny menggunakan dana itu untuk membeli sejumlah properti, aset material, dan membayar sejumlah pengeluaran, termasuk berlibur ke luar negeri.
Baca juga: Angka Kematian di Rusia Tertinggi Ketiga Dunia
"Hal itu berarti dana yang dikumpulkan dari masyarakat dia curi," ujar komite itu yang mengatakan membuka kasus kriminal terkait penipuan dalam skala besar.
Jika terbukti, Navalny terancam hukuman penjara 10 tahun.
Navalny, 44, tengah memulihkan diri dari upaya meracuni dirinya di Jerman. Dia mengatakan akan kembali ke Rusia saat kesehatannya pulih.
Agustus lalu, Navalny jatuh sakir dalam penerbangan dari Siberia menuju Moskow dan dirawat di rumah sakit di Omsk sebelum diterbangkan ke Berlin.
Sejumlah pakar di Eropa menyimpulkan Navalny diracun menggunakan racun syaraf era Uni Soviet Novichok. Hal itu dibantah dengan tegas oleh Moskow.
Navany, tokoh oposisi paling ternama di Rusia, menuding agen keamanan negara dari Badan Keamanan Federal (FSB) berada di balik dirinya terkena racun atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pada Selasa (29/12), Navalny menuding penyelidikan kriminal terhadap dirinya sengaja diciptakan oleh Putin.
"Mereka berusaha memenjarakan saya karena saya tidak mati," cicit Navalny. (AFP/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved