Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
GEDUNG Putih kemarin mengumumkan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memberikan pengampunan penuh kepada 15 orang dan meringankan seluruh atau sebagian dari hukuman lima orang lainnya.
Para penerima pengampunan tersebut termasuk di antaranya mantan ajudan tim sukses Trump, George Papadopoulos yang mengaku bersalah sebagai bagian dari penyelidikan campur tangan Rusia pada Pemilihan Presiden 2016. Papadopoulos ialah anggota badan penasihat kebijakan luar negeri ketika Trump ikut Pilpres 2016.
Papadopoulos berbohong kepada FBI tentang hubungannya dengan seorang profesor yang menjanjikannya koneksi dengan para pejabat Rusia. Dia lalu bekerja sama dengan tim investigasi pimpinan Robert Mueller yang menyelidiki dugaan keterlibatan Rusia pada tim kampanye Trump. Selanjutnya dia mendekam 12 hari di penjara seusai mengaku bersalah.
“Pengampunan kali ini akan menghapus dampak dari tim Mueller terhadap banyak orang,” ungkap Gedung Putih.
Tokoh lain yang diampuni ialah Alex van der Zwaan yang merupakan pengacara asal Belanda dan ikut jadi target tim Mueller, serta tiga mantan anggota parlemen dari Partai Republik.
Trump juga mengampuni empat petugas keamanan dari perusahaan Blackwater yang terlibat pembunuhan di Irak pada 2007. Di antara mereka ialah Nicholas Slatten yang sudah divonis penjara seumur hidup. Blackwater beralasan penembakan yang dilakukan para pegawai mereka ialah tindakan bela diri.
Spekulasi berkembang tentang siapa yang akan dimaafkan Trump selanjutnya. Mantan asisten Trump, Paul Manafort dan Rick Gates, pengacara Rudy Giuliani, pendiri Wikileaks Julian Assange, dan whistleblower tentang Badan Keamanan Nasional, Edward Snowden, merupakan nama-nama yang biasa disebutkan.
Dilaporkan juga bahwa Trump telah mempertimbangkan untuk mengeluarkan grasi preemptif untuk dirinya dan anggota keluarganya yang telah bekerja di Gedung Putih. Trump akan meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari 2021.
Kontroversi
Penggunaan kekuasaan pengampunan presiden yang dilakukan Trump telah menarik banyak kontroversi. Pada November misalnya, dia mengampuni mantan penasihat keamanan nasional Michael Flynn, yang sebelumnya mengaku bersalah telah berbohong kepada FBI selama masa kasus Rusia.
Pengampunan dan tindakan grasi lainnya, sering kali kepada tahanan federal biasa, merupakan ciri umum dari akhir masa ke presiden an mana pun. Namun, pengampunan presiden tidak berarti lalu tidak bersalah dari dakwaan yang ada.
Kritik terhadap tindakan Trump dilontarkan Adam Schiff, anggota Kongres AS dari Partai Demokrat yang juga menjabat Ketua Komite Penyelidik DPR AS. “Presiden telah mengampuni para pembohong, politikus korup, dan pembunuh warga sipil,” ujarnya.
American Civil Liberties Union (ACLU) sangat menyayangkan pengampunan yang diberikan kepada para pegawai Blackwater. “Tindakan mereka telah mencoreng nama Amerika Serikat di Irak. Presiden Trump telah melecehkan para korban dengan tindakan pengampunannya itu dan terus memperburuk nama Gedung Putih,” kata ACLU. (AFP/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved