Headline
IKN bisa menjadi ibu kota Provinsi Kalimantan Timur.
KONSULAT Jenderal Republik Indonesia (KJRI) San Francisco berkolaborasi dengan Direktorat Promosi Wisata Minat Khusus, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparekraf ) berpartisipasi dalam pameran pariwisata virtual pertama di Amerika Serikat, Virtual Travel and Adventure Show, yang digelar pekan lalu.
Meski secara virtual, promosi Wonderful Indonesia terus dilakukan di tengah pandemi agar Indonesia tetap menjadi pilihan utama bagi wisatawan mancanegara. Sedikitnya lebih dari 500 pengunjung daring telah singgah di virtual booth Indonesia.
Enam perusahaan agen perjalanan dari Indonesia yakni Indonesia Adventure Travel Trade Association (IATTA), Kopisetara, Quest Adventure Corp, Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI), Jomblang Cave, dan TRVEEE Indonesia, serta dua agen perjalanan dari San Francisco yakni Indonesia Promo Classic Destination (IPCD) dan Sayang Holidays ikut sebagai peserta pameran.
Virtual booth Indonesia menampilkan video promosi wisata petualangan Indonesia oleh Kemenparekraf dan menawarkan paket destinasi wisata Indonesia dari para agen perjalanan.
Para pengunjung dapat berinteraksi dengan para agen perjalanan melalui kolom live chat dan juga mengunduh berbagai material promosi seperti brosur, foto, dan video.
KJRI San Francisco juga menyelenggarakan dua webinar interaktif dengan tema Indonesia: Abundant Choice of Adventure dan Indonesia Reopening. Konsul Jenderal RI di San Francisco, Simon DI Soekarno menyampaikan bahwa pemerintah RI kini sedang mempersiapkan tempat-tempat destinasi wisata dan sumber daya manusia untuk memulihkan kembali sektor pariwisata Indonesia.
”Kami mencatat bahwa tren bepergian masyarakat lokal AS saat ini mengalami perubahan perilaku dan sedang beradaptasi dengan kondisi pandemik,” kata Simon dalam pernyataan resmi.
“Target kami melalui partisipasi Indonesia di sini ialah agar masyarakat AS memilih Indonesia sebagai tujuan utama untuk berwisata setelah situasi kembali aman,” imbuhnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan asal AS ke Indonesia pada Oktober 2020 mengalami penurunan dengan total kunjungan hanya 3,124 ribu orang dari tahun sebelumnya yang mencapai 38,179 ribu orang pada periode yang sama. Penurunan angka wisatawan AS tersebut merupakan dampak dari pandemi covid-19.
Founder & CEO Navisavi, Sally Bunnel mengaku sangat menyukai dan tertarik dengan pariwisata Indonesia. “Saat ini saya sedang bekerja dengan tim untuk membuat video singkat mengenai tempat wisata untuk diluncurkan pada aplikasi Travel Navisavi. Indonesia menjadi salah satu negara fokus kami,” ujarnya. (Aiw/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved