Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
VAKSIN Covid-19 buatan Pfizer tinggal menunggu selangkah lagi untuk mendapat persetujuan dari pemerintah AS, agar bisa digunakan dalam keadaan darurat selama pandemi covid-19. Laporan terakhir yang dikeluarkan oleh Pfizer adalah hasil pendahuluan minggu lalu dari hasil uji klinis tahap akhir menunjukkan suntikan yang dikembangkan bersama BioNTech Jerman lebih dari 90 persen efektif setelah dosis kedua.
"Kami sangat dekat untuk mengajukan otorisasi penggunaan darurat. Kami akan mengumumkannya segera setelah kami melakukannya," kata CEO Pfizer Albert Bourla kepada situs berita medis Stat, seperti dikutip AFP.
Pfizer sebelumnya mengatakan akan menghubungi Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk mengajukan Otorisasi Penggunaan Darurat paling lambat minggu ketiga November. Itu berarti hanya tinggal beberapa hari ini vaksin buatan Pfizer bisa digunakan untuk keadaan darurat pandemi covid-19.
FDA telah memberlakukan persyaratan pada pembuat vaksin Covid-19 untuk melakukan tindak lanjut pengujian vaksin setelah dosis kedua diberikan kepada relawan. Tahapannya relawan diberi vaksin dosis kedua yang jaraknya 28 hari setelah pemberian dosis pertama. Tujuannya untuk mengecek tingkat keamanan vaksin tersebut sebelum dipergunakan untuk masyarakat luas.
Sebelumnya Moderna dan the US National Institutes for Health mengumumkan hasil awal serupa dari percobaan vaksin yang mereka lakukan. Dari hasil uji klinis disebutkan vaksin mereka hampir 95 persen efektif. Keduanya menggunakan teknologi mRNA (messenger ribonucleic acid) untuk mengirimkan materi genetik ke tubuh yang membuat sel manusia membuat protein dari virus. Tujuannya untuk melatih sistem kekebalan untuk siap menyerang jika bertemu SARS-CoV-2.
Vaksin lain yang sedang dalam uji coba tahap akhir, seperti yang sedang dikembangkan oleh Johnson & Johnson, Universitas Oxford dan AstraZeneca, yang menggunakan virus dimodifikasi untuk mengirimkan materi genetik untuk tujuan yang sama. Tidak ada vaksin mRNA yang pernah disetujui, tetapi Anthony Fauci, ilmuwan penyakit menular terkemuka Amerika Serikat mengatakan kepada AFP, Selasa (17/11) bahwa teknologi itu sekarang telah berdiri sendiri.
baca juga: WHO Selidiki Potensi Klaster Covid-19 di Markas Besarnya
CEO Pfizer, Albert Bourla merasa lega karena vaksin lain juga berhasil dan berharap lebih banyak lagi yang akan ikut campur karena kebutuhan global sangat mendesak. Moderna sebelumnya mengatakan pihaknya mengharapkan untuk mengajukan EUA pada 25 November. Setelah perusahaan mengajukan permohonan, EUA dapat menyusul dalam hitungan minggu.
Pada bagian lain Moncef Slaoui selaku kepala Operasi Warp Speed Pemerintah AS untuk pengembangan vaksin dan pengobatan berharap obat antivirus covid-19 ini bisa mendapat persetujuan pada paruh pertama Desember. Alasannya perusahan farmasi AS seperti Pfizer dan Moderna telah didanai oleh pemerintah dan diharapkan, kedua perusahaan farmasi ini mampu mengimunisasi 20 juta penduduk AS pada Desember mendatang. (AFP/OL-3)
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved