Partai Aung San Suu Kyi kembali Berkuasa

MI
14/11/2020 02:10
Partai Aung San Suu Kyi kembali Berkuasa
Para pendukung partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi(AFP)

PARTAI Aung San Suu Kyi akan kembali berkuasa untuk masa jabatan lima tahun lagi setelah mengamankan kemenangan yang diprediksi secara luas dalam pemilihan umum kedua di negara itu sejak berakhirnya kekuasaan militer penuh.

Menurut Komisi Pemilihan Umum, Partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), telah memenangi 346 dari 412 kursi yang diumumkan sejauh ini.

Oposisi yang didukung militer Myanmar, Selasa, mengatakan telah terjadi banyak peristiwa kontroversial selama pemilihan meskipun tidak ada bukti yang diberikan untuk mendukung klaim tersebut.

Pengamat internasional dan lokal belum melaporkan adanya penyimpangan besar. Ada sedikit keraguan bahwa NLD, yang telah mengklaim kemenangan pada Senin, akan kembali berkuasa. Aung San Suu Kyi, yang menghabiskan sekitar 15 tahun dalam tahanan rumah atas perintah junta militer, tetap sangat populer di kalangan mayoritas Barmar.

Di media sosial minggu ini, video menunjukkan para pendukungnya berkumpul di jalan untuk merayakannya hingga larut malam meskipun jam malam seharusnya diberlakukan untuk mencegah penyebaran virus korona.

Ada kekhawatiran pemilu dapat meningkatkan infeksi dan partai oposisi mengatakan pembatasan virus korona yang membatasi kampanye di beberapa daerah belum ditegakkan secara adil.

Pemilihan ini dikhawatirkan akan semakin memperparah perpecahan di dalam negeri, terutama kebencian dalam komunitas minoritas, yang pernah menganggap Aung San Suu Kyi sebagai sekutu, tetapi sekarang merasa dikhianati pemerintahnya.

Pemungutan suara dibatalkan untuk sekitar 1,5 juta pemilih di daerah yang didominasi komunitas etnik minoritas, tampaknya karena masalah keamanan. Selain itu, sekitar 1,1 juta Rohingya, yang tetap di kamp-kamp di Myanmar dan Bangladesh, juga terus ditolak  kewarganegaraannya dan dicabut hak memilihnya.

Banyak yang berharap pemilihan Aung San Suu Kyi pada 2015 akan membawa kebebasan demokrasi yang lebih besar, tetapi para pengkritiknya mengatakan bahwa dia telah gagal mewujudkan reformasi atau membawa stabilitas.

Sementara itu, dia berjanji untuk memberikan perdamaian, konflik di beberapa bagian negara, termasuk negara bagian Rakhine, semakin meningkat, dan kemarahan di kalangan minoritas meningkat. (Nur/The Guardian/I-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya