Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DEPARTEMEN Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penjualan tiga sistem senjata ke Taiwan, termasuk sensor, rudal, dan artileri dengan nilai total mencapai US$1,8 miliar. Hal itu dikatakan Pentagon, Rabu (21/10).
Gedung Putih bergerak maju dengan lima penjualan terpisah peralatan militer canggih ke Taiwan dengan nilai total sekitar US$5 miliar. Hal itu mengingat pemerintahan Presiden Donald Trump ingin meningkatkan tekanan pada Tiongkok dan khawatir tentang niat Beijing terhadap Taiwan.
Di antara sistem persenjataan lainnya, pemberitahuan resmi pada Rabu (21/10) kepada Kongres oleh Departemen Luar Negeri adalah untuk 11 peluncur roket berbasis truk yang dibuat oleh Lockheed Martin Corp yang disebut Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), dengan perkiraan biaya US$436,1 juta.
Baca juga: Perjanjian Larangan Senjata Nuklir Segera Berlaku
Pemberitahuan tersebut juga mencakup 135 Rudal AGM-84H Standoff Land Attack Missile Expanded Response (SLAM-ER) dan peralatan terkait yang dibuat Boeing, dengan perkiraan US$1,008 miliar, serta enam pod sensor eksternal MS-110 Recce yang dibuat Collins Aerospace untuk jet, dengan perkiraan biaya US$367,2 juta.
Pemberitahuan kongres lebih lanjut diharapkan termasuk drone yang dibuat General Atomics dan rudal antikapal Harpoon berbasis darat, yang dibuat Boeing, untuk berfungsi sebagai rudal jelajah pertahanan pantai. Sumber mengatakan 100 stasiun rudal jelajah dan 400 rudal akan menelan biaya sekitar US$2 miliar.
"(Rudal SLAM-ER membantu) menghadapi ancaman saat ini dan masa depan karena menyediakan semua cuaca, siang dan malam, kemampuan serangan presisi terhadap target yang bergerak dan tidak bergerak (di permukaan darat atau laut)," kata pernyataan dari Departemen Luar Negeri.
Kementerian Pertahanan dan Luar Negeri di Taiwan menyambut baik berita tersebut. Taipei mengatakan senjata itu akan membantu meningkatkan kemampuan pertahanan mereka.
"Penjualan senjata ini menunjukkan bahwa AS sangat mementingkan posisi strategis kawasan Indo-Pasifik dan Selat Taiwan, dan secara aktif membantu negara kami dalam memperkuat kemampuan pertahanan kami secara keseluruhan," kata Kementerian Pertahanan Taiwan.
Kedutaan Tiongkok tidak segera menanggapi permintaan komentar, tetapi Kementerian Luar Negeri Tiongkok, pekan lalu, mengatakan penjualan senjata AS ke Taiwan sangat merusak kedaulatan dan kepentingan keamanan Tiongkok.
Beijing mendesak Washington untuk membatalkan penjualan yang direncanakan dan memperingatkan AS.
Tiongkok, yang menganggap Taiwan sebagai provinsi pemberontak, telah meningkatkan tekanan ke pulau itu selama setahun terakhir.
Beijing mengirim pesawat penyerang dan pengintai ke wilayah udaranya dan kapal-kapal di dekat perairannya.
Pekan lalu, Beijing merilis video latihan militer yang mensimulasikan invasi ke wilayah seperti Taiwan yang menampilkan serangan rudal dan pendaratan amfibi. (CNA/OL-1)
Taiwan menggelar pemilu recall untuk menentukan kendali parlemen.
Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi ekspatriat Taiwan yang tinggal di Indonesia dalam mengakses layanan kesehatan berkualitas.
Selain pelatihan intensif, peserta juga mendapat kursus Bahasa Mandarin gratis sebagai persiapan keberangkatan.
TAIWAN Excellence Happy Run 2025 kembali digelar meriah di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta,
Program pelatihan dari International Center for Land Policy Studies and Training (ICLPST) bukan sekadar pendidikan kebijakan pertanahan dan pajak, melainkan perjalanan lintas budaya.
TAIWAN Excellence Happy Run 2025 yang diselenggarakan TITA Ministry of Economic Affairs dan dilaksanakan TAITRA kembali digelar dengan penuh kemeriahan di Taman Impian Jaya Ancol.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved