Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
AMERIKA Serikat, Jepang, dan banyak negara Uni Eropa, pada Selasa (6/10), meminta Tiongkok untuk menghormati hak asasi manusia minoritas Uighur.
Mereka juga menyatakan keprihatinannya tentang situasi di Hong Kong. “Kami menyerukan kepada Tiongkok untuk menghormati hak asasi manusia, khususnya hak orang-orang yang termasuk dalam agama dan etnik minoritas, terutama di Xinjiang dan Tibet,” kata Duta Besar Jerman untuk PBB Christoph Heusgen, yang memimpin pertemuan tentang hak asasi manusia.
Di antara 39 negara peserta yang menandatangani pernyataan tersebut adalah Amerika Serikat, sebagian besar negara anggota UE termasuk Albania dan Bosnia, serta Kanada, Haiti, Honduras, Jepang, Australia, dan Selandia Baru.
“Kami sangat prihatin tentang situasi hak asasi manusia di Xinjiang dan perkembangan terkini di Hong Kong,” bunyi pernyataan tersebut.
Mereka menyerukan kepada Tiongkok untuk mengizinkan akses langsung dan tanpa batas ke Xinjiang bagi pengamat independen, termasuk Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia.
Segera setelah itu, utusan untuk Pakistan berdiri dan membacakan pernyataan yang ditandatangani oleh 55 negara, termasuk Tiongkok, yang mengecam segala penggunaan situasi di Hong Kong sebagai alasan untuk campur tangan dalam urusan dalam negeri Tiongkok.
Duta Besar Tiongkok Zhang Jun pun mengkritik Jerman, Amerika Serikat, dan Inggris lantaran sikap ketiga negara tersebut yang dianggapnya ‘bermuka dua’. Organisasi Human Rights Watch menyambut baik fakta bahwa begitu banyak negara telah menandatangani pernyataan tersebut terlepas dari ancaman dan taktik intimidasi Tiongkok yang terus-menerus terhadap mereka yang angkat bicara.
Pada 2019, teks serupa yang dirancang Inggris hanya mendapat 23 tanda tangan. Bulan lalu, Australian Strategic Policy Institute (ASPI) mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi lebih dari 380 fasilitas penahanan yang dicurigai di wilayah Xinjiang, tempat Tiongkok diyakini telah menahan lebih dari satu juta orang Uighur dan sebagian besar penduduk berbahasa Turki muslim lainnya. (AFP/Nur/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved