Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pertempuran Nagorno-Karabakh masih Membara

Haufan Hasyim Salengke
30/9/2020 01:45
Pertempuran Nagorno-Karabakh masih Membara
Anggota angkatan bersenjata Karabakh menembakkan artileri selama bentrokan antara Armenia dan Azerbaijan di perbatasan Nagorno-Karabakh(AFP)

PERTEMPURAN sengit yang meletus, Minggu (27/9), antara pasukan militer Azerbaijan dan Armenia atas wilayah NagornoKarabakh yang diseng ketakan berlanjut semalaman hingga Senin (28/9) pagi waktu setempat.

Kematian militer dan sipil telah dilaporkan dari kedua sisi, dalam eskalasi kekerasan terburuk sejak 2016. Sebagian besar komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat, Rusia, Iran, dan kekuatan Eropa, telah menyerukan diakhirinya permusuhan dan dimulainya pembicaraan.

Pertempuran meningkat tajam pada Senin (28/9) antara Azerbaijan dan daerah kantong pegunungan etnik Armenia di Nagorno-Karabakh. Kedua belah pihak saling menyerang dengan roket dan artileri dalam putaran paling sengit dari konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun dalam lebih dari seperempat abad.

Duta Besar Armenia untuk PBB pada Senin mengomentari krisis saat ini di wilayah Nagorno-Karabakh dan mengatakan itu merupakan serangan terang-terangan oleh Azerbaijan terhadap demokrasi dan hak asasi manusia.

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengutuk ‘agresi’ Armenia terhadap Azerbaijan dan menyerukan solusi politik untuk konflik antara kedua negara. OKI mengingatkan kembali resolusi dan keputusan yang dikeluarkan OKI dan Dewan Keamanan PBB. 

Agresi Armenia disebut melanggar gencatan senjata dan menyebabkan korban sipil. Sekjen PBB Antonio Guterres berbicara kepada para pemimpin Azerbaijan dan Armenia, saat pertempuran terus berlanjut dalam gejolak paling mematikan dalam beberapa tahun antara dua negara bertetangga.

“Sekretaris jenderal baru saja memberi tahu saya bahwa dia baru berbicara dengan presiden Azerbaijan dan dia akan segera berbicara dengan perdana menteri Armenia,” ujar juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, kepada wartawan.

Guterres menekankan perlunya dihentikan segera pertempuran dan dimulainya kembali tanpa prasyarat negosiasi yang berarti tanpa penundaan di bawah payung ketua bersama Minsk Group. Ia juga menyerukan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) untuk segera dikerahkan ke wilayah itu.


Pertemuan darurat 

Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pembicaraan darurat pada Selasa secara tertutup di wilayah etnik Armenia di Nagorny Karabakh, tempat pertempuran sengit berkecamuk sejak akhir pekan.

Pertemuan itu, kata para diplomat, akan diadakan pada pukul 17.00 waktu setempat. Belgia secara resmi meminta sesi tersebut, setelah Prancis dan Jerman mendorong agar sesi itu dimasukkan ke agenda.

Pada Minggu, Estonia yang merupakan anggota tidak tetap DK PBB menekankan perlunya pembicaraan semacam itu mengenai pecahnya kekerasan mematikan di wilayah separatis tersebut.

Inggris juga bergabung dengan dorongan Eropa untuk pembicaraan tersebut, kata para diplomat, yang menambahkan bahwa deklarasi bersama dapat dikeluarkan pada kesimpulannya, baik oleh seluruh dewan atau anggota Eropa jika konsensus penuh tidak dapat dicapai.

Pertempuran yang semakin mematikan berkecamuk pada Senin antara pasukan Azerbaijan dan Armenia. Bentrokan terjadi di tengah Sidang Umum PBB tahunan dan menimbulkan kekhawatiran akan perang antara bekas republik Soviet Azerbaijan dan Armenia di Kaukasus.

Setidaknya 95 orang telah tewas dalam pertempuran terakhir, termasuk 11 warga sipil, menurut penghitungan terbaru yang ada. (Nur/ALJAZEERA/AFP/I-1)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya