Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SEKELOMPOK negara kaya yang mewakili 12% populasi dunia telah membeli lebih dari separuh dosis vaksin covid-19 yang akan dibuat. Hal itu dilansir Oxfam dalam sebuah laporan yang dilansir Rabu (16/9).
Organisasi itu menganalisa kesepakatan yang dicapai oleh perusahaan farmasi dan produsen untuk lima vaksin yang kini telah memasuki tahap akhir pengujian berdasarkan data yang dikoleksi perusahaan analisa Airfinity.
"Akses terhadap vaksin yang bisa menyelamatkan nyawa tidak seharusnya tergantung pada dimana Anda tinggal atau seberapa banyak uang yang Anda miliki," ujar Robert Silverman dari Oxfam America.
Baca juga: India Alami 5 Juta Kasus Covid-19
"Pengembangan vaksin yang aman dan efektif memang penting. Namun, tidak kalah penting adalah memastikan vaksin itu tersedia dan terjangkau bagi semua orang," imbuhnya.
Lima vaksin yang dianalisa adalah produksi AstraZeneca, Gamaleya/Sputinik, Moderna, Pfizer, dan Sinovac.
Oxfam memperkirakan kapasitas produksi dari kelima vaksin itu adalah 5,9 miliar dosis, cukup untuk 3 miliar orang dengan catatan kelima vaksin itu harus diberikan dua dosis per orang.
Kesepakatan penjualan telah tercapai untuk sebanyak 5,3 miliar dosis dengan 2,7 miliar dosis (51%) dibeli oleh negara maju yang mencakup Amerika Serikat (AS), Inggris, Uni Eropa, Australia, Hong Kong, Makau, Jepang, Swiss, dan Israel.
Sisanya, sebanyak 2,6 dosis telah dibeli atau dijanjikan kepada negara berkembang yang mencakup India, Bangladesh, Tiongkok, Brasil, Indonesia, dan Meksiko.
Karenanya, Oxfam menuntut adanya vaksin gratis yang bisa dibagikan secara adil berdasarkan kebutuhan.
"Ini hanya memungkinkan jika perusahaan famasi mengizinkan vaksin mereka diproduksi secara luas dengan membagikan ilmu mereka tanpa dipatenkan," ujar Oxfam. (AFP/OL-1)
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved