Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PAPUA Nugini meminta bantuan kepada Organisasi Kesehatan DUnia (WHO) setelah covid-19 mulai merebak di negara minim sumber daya itu.
Setelah sukses terhindar dari pandemi covid-19 sejauh ini, Papua Nugini, Kamis (23/7), melaporkan tiga kasus baru dalam tempo 24 jam sehingga jumlah total kasus virus korona di negara itu menjadi 30, naik dari hanya 11 pada Minggu (19/7).
Dengan minimnya pengujian covid-19 dan banyaknya kasus positif pada tenaga kesehatan, ada ketakutan angka kasus virus korona yang sebenarnya di negara itu jauh lebih banyak.
Baca juga: AS Catat Lebih dari 63 Ribu Kasus Covid-19 dalam 24 Jam
Anggota tim tanggap pandemi covid-19 Papua Nugini David Manning mengungkapkan kekhawatirannya seiring meningkatnya kasus covid-19 di Port Moresby dan kemungkinan penyebarannya ke provinsi lainnya.
Papua Nugini merupakan salah satu negara termiskin di kawasan Pasifik. Sistem kesehatan mereka yang rapuh telah berada di bawah tekanan dengan merebaknya kasus malaria, TBC, dan HIV/AIDS.
Manning mengatakan WHO kini tengah dalam proses memobilisasi tim internasional untuk diturunkan ke Papua Nugini. (AFP/OL-1)
Hingga saat ini PCR diagnostic test yang telah lulus uji validasi berjumlah 250 kit dari target 50 ribu kit pada akhir Mei
Peneliti menaksir 1 menit berbicara keras menghasilkan lebih dari 1.000 droplet mengandung virus yang akan tetap mengudara selama 8 menit atau lebih dalam ruang tertutup.
Situasi ini memiliki dua konsekuensi pada individu, yakni insomnia atau kantuk berlebihan. Keduanya menyebabkan kerugian fungsional
Di tiap-tiap negara, emisi turun rata-rata 26% saat puncak pembatasan wilayah di negara masing-masing. Namun, itu bersifat sementara karena tidak mencerminkan perubahan struktural
Vitamin K adalah kunci untuk produksi protein yang mengatur pembekuan dan dapat melindungi terhadap penyakit paru-paru.
Tidak ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan oleh serangga pengisap darah yang menyebarkan demam berdarah dan penyakit lain ketika menggigit manusia.
Pemberian MPASI memiliki syarat yakni aman dan higenis. Makanan yang diberikan tidak bisa sembarang karena daya tahan tubuh anak dengan umur tersebut tidak sekuat usia remaja maupun dewasa.
Jangka pendek, bahaya timbel bisa masuk ke tubuh melalui inhalasi atau ingesti yang dihirup atau pun melalui makanan yang terserap oleh darah dan mengganggu fungsi organ.
Keterlambatan motorik pada anak bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius seperti hidrosefalus, palsi serebral, dan skizensefali.
Federation Dental International dan WHO menargetkan anak usia 5-6 tahun setidaknya 50% di antaranya harus bebas dari karies gigi di setiap negara.
Target WHO tampak reasonable, tapi kecil kemungkinan terealisasi pada tahun ini. Untuk mencapainya, perlu upaya super: supermasif, superglobal, dan superserius
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved