Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Trump Ancam Kirim Petugas Keamanan ke Banyak Kota

Haufan Hasyim Salengke
21/7/2020 10:49
Trump Ancam Kirim Petugas Keamanan ke Banyak Kota
Presiden AS Donald Trump(AFP/JIM WATSON )

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mengirim lebih banyak petugas penegak hukum federal ke kota-kota besar AS untuk mengendalikan aksi protes yang sedang berlangsung.

Trump, Senin (20/7), mengkritik sejumlah kota yang diperintah ‘Demokrat liberal’, termasuk Chicago dan New York, dengan menyebut para pemimpin mereka takut untuk bertindak.

Dia mengatakan para petugas yang dikirim ke Oregon telah melakukan ‘pekerjaan fantastis’ memulihkan ketertiban di tengah-tengah protes di Portland.

Namun, pejabat setempat menyebut para pejabat federal memperburuk masalah.

Baca juga: Gubernur Florida Minta Penyintas Covid-19 Sumbangkan Plasma Darah

Para pemimpin negara bagian telah meminta Trump menarik personel dari Portland dan menuduh hal itu meningkatkan situasi sebagai aksi politik dalam tahun pemilu.

Berbicara di Gedung Putih pada Senin, Trump mengulangi seruannya mengenai hukum dan ketertiban.

"Kami sedang mengirim penegak hukum," ujarnya kepada wartawan. "Kita tidak bisa membiarkan ini terjadi pada kota-kota tersebut."

Dia secara khusus menyebut New York City, Chicago, Philadelphia, Detroit, Baltimore, dan Oakland ketika membahas masalah dengan kekerasan.

"Kita tidak akan membiarkan ini terjadi di negara kita, semua dijalankan oleh Demokrat liberal."

Trump juga memuji upaya penegakan hukum federal yang kontroversial di Portland. Kota itu telah dilanda protes berkelanjutan terhadap kebrutalan polisi di kota itu sejak kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam tidak bersenjata, di Minnesota pada Mei.

Trump mengerahkan personel ke kota pantai barat AS tersebut dua minggu lalu untuk memadamkan kerusuhan sipil.

Beberapa petugas penegak hukum menggunakan mobil tanpa tanda dan kamuflase gaya militer di jalan-jalan, memicu kecaman dari kubu Demokrat dan aktivis.

Dalam sepekan terakhir, ketegangan antara pengunjuk rasa dan para petugas telah meningkat dan para pemimpin setempat telah menyerukan personel federal untuk meninggalkan kota itu.

Trump mengatakan gubernur Oregon, wali kota Portland, dan anggota parlemen negara bagian lainnya takut terhadap para ‘anarkis’.

"Mereka takut dengan orang-orang ini," ujarnya. "Itulah alasan mereka tidak ingin kita membantu mereka."

Dia menambahkan, "(Petugas Federal) telah berada di sana selama tiga hari dan mereka benar-benar telah melakukan pekerjaan yang fantastis dalam waktu yang sangat singkat, tidak masalah. Mereka menangkap banyak orang dan memenjarakan para pemimpin. Ini adalah kaum anarkis."

Para petugas yang dikerahkan adalah bagian dari unit Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) baru yang terdiri dari personel US Marshals Service dan Customs and Border Protection.

Mereka telah dikerahkan di bawah perintah eksekutif melindungi patung-patung, yang ditandatangani Trump bulan lalu. Perintah itu memungkinkan pejabat federal untuk dikerahkan tanpa izin dari masing-masing negara bagian AS.

DHS juga berencana mengirim sekitar 150 agen ke Chicago minggu ini, Chicago Tribune melaporkan, Senin. Agen-agen tersebut dilaporkan akan membantu petugas penegak hukum federal dan polisi Chicago lainnya dalam memerangi kejahatan.

Wali Kota Chicago Lori Lightfoot, sebelumnya, mengatakan dia prihatin langkah Trump mengerahkan petugas federal ke kota tersebut. Dia mengatakan dia telah berbicara dengan wali kota Portland pada Minggu untuk mengetahui apa yang terjadi di sana.

"Kami tidak membutuhkan agen federal tanpa lencana menangkap orang dari jalanan dan menahan mereka, saya pikir, itu melanggar hukum," kata Lightfoot.

Berbicara kepada CNN pada Minggu, Wali Kota Portland Ted Wheeler mengatakan ada lusinan jika bukan ratusan pasukan federal di kotanya.

Ia menambahkan, "Kehadiran mereka di sini sebenarnya malah menyulut lebih banyak kekerasan dan lebih banyak vandalisme.”

"Mereka tidak diinginkan di sini. Kami tidak meminta mereka dikirim ke sini. Bahkan, kami ingin mereka pergi," tandasnya. (BBC/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya