Australia Jadi Target Serangan Siber

Nur Aivanni
20/6/2020 00:55
Australia Jadi Target Serangan Siber
(Ilustrasi)

PERDANA Menteri Australia, Scott Morrison, kemarin mengatakan bahwa negaranya berada di bawah serangan siber yang luas dari ‘aktor berbasis negara’ yang menargetkan situs pemerintah, layanan publik, dan bisnis.

Dalam konferensi pers, Morrison pun memperingatkan warga Australia mengenai risiko khusus dan peningkatan frekuensi serangan.

“Kegiatan ini menargetkan organisasi Australia di berbagai sektor, termasuk semua tingkat pemerintahan, industri, organisasi politik, pendidikan, kesehatan, penyedia layanan penting, dan operator infrastruktur penting lainnya,” katanya.

Terkait serangan siber tersebut, Morrison menyalahkan ‘aktor siber canggih berbasis negara’. Namun, ia menolak menyebutkan siapa pihak yang bertanggung jawab atas hal tersebut. Ia hanya mengatakan bahwaserangan itu hanya bisa dilakukan oleh salah satu dari beberapa negara. Morrison mengatakan bahwa dia telah memberi tahu pemimpin oposisi dan pemimpin negara bagian tentang serangan siber.

Dia tidak menguraikan jenis serangan apa yang telah terjadi, tetapi mengatakan banyak dari serangan itu tidak berhasil. “Itu bukan risiko baru, tetapi risiko khusus,” katanya yang mendesak perusahaan dan lembaga Australia untuk melindungi diri mereka sendiri.

“Kami mendorong organisasi, ter utama yang berada di bidang kesehatan, infrastruktur dan layanan penting untuk mengikuti saran ahli dan menerapkan pertahanan teknis,” katanya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds mengatakan tidak ada petunjuk terjadinya  pembobolan data pribadi berskala besar akibat serangan siber. Australia ialah bagian dari jaringan berbagi intelijen Five Eyes bersama dengan Inggris, Kanada, Selandia Baru, dan Amerika Serikat, yang memberi negara itu akses ke kemampuan yang canggih, tetapi juga menjadikannya target bagi musuh.


Perang siber

Tiongkok, Iran, Israel, Korea Utara, Rusia, Amerika Serikat, dan sejumlah negara Eropa diketahui telah mengembangkan kemampuan perang siber mereka.

Namun, kecurigaan soal serangan terhadap Australia kini tertuju pada Tiongkok, terutama karena negara itu baru-baru ini menjatuhkan sanksi perdagangan pada produk-produk Australia di tengah meningkatnya perselisihan tentang pengaruh Tiongkok.

Australia baru-baru ini memang telah membuat marah Tiongkok, salah satunya, karena Australia menyerukan penyelidikan tentang asal-usul pandemi virus korona yang melanda dunia.

Tiongkok pun telah membalas dengan memperingatkan para pelajar dan wisatawannya agar tidak pergi ke Australia. Beijing juga mengancam akan memberikan lebih banyak sanksi. Negara itu juga telah menjatuhkan hukuman mati pada seorang warga negara Australia karena perdagangan narkoba.

Namun, Australia juga terus berusaha melawan apa yang disebutnya sebagai pemaksaan ekonomi oleh Tiongkok, kampanye merebut pengaruh secara diam-diam dan penggunaan perusahaan teknologi Tiongkok sebagai sarana mata-mata. (AFP/Ant/X-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya