Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

WHO: Risiko Global Wabah Korona Naik ke Level Tertinggi

Haufan Hasyim Salengke
29/2/2020 08:25
WHO: Risiko Global Wabah Korona Naik ke Level Tertinggi
Seorang peneliti tengah melakuan uji coba laboratorium terkait virus korona di New Jersey, AS.(AFP/Kena Betancur)

BADAN Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan status risiko global penyebaran virus korona (COVID-19) ke tingkat tertinggi. Peningkatan kasus yang berkelanjutan, serta meluasnya negara terdampak, jelas menjadi perhatian.

"Sekarang kami meningkatkan penilaian tentang risiko penyebaran dan risiko dampak COVID-19 ke level sangat tinggi di tingkat global," ujar Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepada wartawan.

"Selama ini, kami belum melihat bukti virus itu menyebar bebas di masyarakat. Sehingga, kita masih memiliki peluang untuk menangkal virus ini," pungkasnya.

"Kunci untuk membendung virus ialah memutus rantai penularan," imbuhnya, sembari menekankan pentingnya individu mengambil tindakan pencegahan untuk menghentikan penularan.

Baca juga: Cegah Virus Korona dengan Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh

"Musuh terbesar kita bukanlah virus itu sendiri, melainkan ketakutan, rumor dan stigma. Aset terbesar kita adalah fakta, pertimbangan yang sehat dan solidaritas," tegas Ghebreyesus.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan sekitar 20 vaksin dikembangkan secara global. Sejumlah perawatan dalam uji klinis dengan hasil yang diharapkan keluar dalam beberapa pekan ke depan.

Kepala Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan, mengatakan suatu hal yang tidak berguna, ketika memperdebatkan apakah wabah virus korona dapat dianggap sebagai pandemi saat ini.

"Pada dasarnya, kita menerima bahwa setiap manusia di planet ini akan terkena virus itu. Data tidak menunjukkan itu," tukas Ryan, dengan catatan apabila WHO menyebut wabah virus itu pandemi.

"Jika kita tidak mengambil tindakan, itu mungkin menjadi masa depan yang harus kita alami," ucapnya memperingatkan. "Masa depan epidemi ada di tangan kita sendiri," imbuh Ryan.(AFP/CNA/OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
  • Kolaborasi Lembaga Ilmiah Tangani Covid-19

    04/3/2020 20:38

    Hingga saat ini PCR diagnostic test yang telah lulus uji validasi berjumlah 250 kit dari target 50 ribu kit pada akhir Mei

  • 1.000 Partikel Tepercik saat Berbicara

    04/3/2020 20:38

    Peneliti menaksir 1 menit berbicara keras menghasilkan lebih dari 1.000 droplet mengandung virus yang akan tetap mengudara selama 8 menit atau lebih dalam ruang tertutup.

  • Virus Korona Pengaruhi Ritme Tidur

    04/3/2020 20:38

    Situasi ini memiliki dua konsekuensi pada individu, yakni insomnia atau kantuk berlebihan. Keduanya menyebabkan kerugian fungsional

  • Lockdown dan Emisi Karbon Global

    04/3/2020 20:38

    Di tiap-tiap negara, emisi turun rata-rata 26% saat puncak pembatasan wilayah di negara masing-masing. Namun, itu bersifat sementara karena tidak mencerminkan perubahan struktural

  • Vitamin K Bantu Lawan Covid-19

    04/3/2020 20:38

    Vitamin K adalah kunci untuk produksi protein yang mengatur pembekuan dan dapat melindungi terhadap penyakit paru-paru.

  • Nyamuk tidak Dapat Menularkan Covid-19

    04/3/2020 20:38

    Tidak ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan oleh serangga pengisap darah yang menyebarkan demam berdarah dan penyakit lain ketika menggigit manusia.