Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BADAN Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan status risiko global penyebaran virus korona (COVID-19) ke tingkat tertinggi. Peningkatan kasus yang berkelanjutan, serta meluasnya negara terdampak, jelas menjadi perhatian.
"Sekarang kami meningkatkan penilaian tentang risiko penyebaran dan risiko dampak COVID-19 ke level sangat tinggi di tingkat global," ujar Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepada wartawan.
"Selama ini, kami belum melihat bukti virus itu menyebar bebas di masyarakat. Sehingga, kita masih memiliki peluang untuk menangkal virus ini," pungkasnya.
"Kunci untuk membendung virus ialah memutus rantai penularan," imbuhnya, sembari menekankan pentingnya individu mengambil tindakan pencegahan untuk menghentikan penularan.
Baca juga: Cegah Virus Korona dengan Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh
"Musuh terbesar kita bukanlah virus itu sendiri, melainkan ketakutan, rumor dan stigma. Aset terbesar kita adalah fakta, pertimbangan yang sehat dan solidaritas," tegas Ghebreyesus.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan sekitar 20 vaksin dikembangkan secara global. Sejumlah perawatan dalam uji klinis dengan hasil yang diharapkan keluar dalam beberapa pekan ke depan.
Kepala Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan, mengatakan suatu hal yang tidak berguna, ketika memperdebatkan apakah wabah virus korona dapat dianggap sebagai pandemi saat ini.
"Pada dasarnya, kita menerima bahwa setiap manusia di planet ini akan terkena virus itu. Data tidak menunjukkan itu," tukas Ryan, dengan catatan apabila WHO menyebut wabah virus itu pandemi.
"Jika kita tidak mengambil tindakan, itu mungkin menjadi masa depan yang harus kita alami," ucapnya memperingatkan. "Masa depan epidemi ada di tangan kita sendiri," imbuh Ryan.(AFP/CNA/OL-11)
Hingga saat ini PCR diagnostic test yang telah lulus uji validasi berjumlah 250 kit dari target 50 ribu kit pada akhir Mei
Peneliti menaksir 1 menit berbicara keras menghasilkan lebih dari 1.000 droplet mengandung virus yang akan tetap mengudara selama 8 menit atau lebih dalam ruang tertutup.
Situasi ini memiliki dua konsekuensi pada individu, yakni insomnia atau kantuk berlebihan. Keduanya menyebabkan kerugian fungsional
Di tiap-tiap negara, emisi turun rata-rata 26% saat puncak pembatasan wilayah di negara masing-masing. Namun, itu bersifat sementara karena tidak mencerminkan perubahan struktural
Vitamin K adalah kunci untuk produksi protein yang mengatur pembekuan dan dapat melindungi terhadap penyakit paru-paru.
Tidak ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan oleh serangga pengisap darah yang menyebarkan demam berdarah dan penyakit lain ketika menggigit manusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved