Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
UNTUK keempat kalinya, Indonesia menggelar Indonesia Pavilion di tengah-tengah ajang World economic Forum di Davos, Swiss, 21-24 Januari.
Mengangkat tema Unity in Diversity, Pavilion Indonesia di ajang yang dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dunia itu, juga menampilkan kesenian dan hasil bumi Indonesia. Salah satunya ialah Topi Rote dari Pulau Rote, wilayah paling selatan Indonesia dan kopi asal Nusa Tenggara Timur.
"Selama in ki an NTT dikenal dengan savana dan stepa saja, namun ternyata dari ada juga kopi yang hebat, bahkan beberapa kali menjadi juara satu kontes di London, Jerman dan lain-lain. Jadi, banyak sekali sumber daya, khususnya dalam bidang agrikultur, yang melibatkan begitu banyak rakyat, yang terkenal di tingkat dunia," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam keterangan tertulisnya.
Tampilnya topi dan kopi NTT di Indonesia Pavilion yang berada di Promenade 55, Davos Platz 7270, lanjut Johnny juga sejalan dengan tema WEF yang menyoroti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang melibatkan seluruh unsur masyarakat, termasuk petani.
Selain menampilkan kesenian dan hasil bumi Indonesia, Indonesia Pavilion di WEF juga menghadirkan diskusi yang diampu oleh pejabat penting Indonesia. Seperti Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di hari pembukaan Indonesia Pavilion.
Baca juga : Paviliun Indonesia di WEF Usung Tema Unity in Diversity
Dalam diskusi yang dipandu oleh Duta Besar indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein Muliaman D Hadad itu, Luhut dan Bahlil membahas soal ketahanan ekonomi Indonesia.
Tema- tema lain yang dikupas pada sesi-sesi khusus sekanjutnya di Indonesia Pavilion antara lain tentang strategi perdagangan Indonesia, ekonomi digital, pariwisata dan ekonomi kreatif, serta smart city.
Semua tema sesi tersebut dibalut dalam nuansa tema WEF 2020 yaitu “Stakeholders for a Cohesive and Sustainable World”.
Sejumlah pakar internasional seperti Profesor Edward F. Crawley dari Massachusetts Institute of Technology juga ikut hadir berdiskusi di Indoensia Pavilion.
"Di Indonesia Pavilion, kita memasarkan potret dan profil kekinian Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin,” pungkas Johnny. (RO/OL-7)
Pendiri dan Presiden Direktur World Economic Forum Klaus Martin Schwab memuji Indonesia terkait Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
INDONESIA disebut akan memiliki kapasitas energi bersih hingga 6,6 gigawatt (GW) dari pengembangan klaster industri berbasis energi bersih.
Gelaran World Economic Forum (WEF) tahun ini mengusung tema “Rebuilding Trust” dengan empat agenda prioritas
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjabarkan sejumlah capaian yang dilakukan Indonesia dalam pertemuan tahunan forum ekonomi dunia (Annual Meeting World Economix Forum) 2024.
“EIGER menyambut baik upaya pengembangan adopsi teknologi digital pada industri ritel. Hal ini diwujudkan EIGER dengan bergabung pada ajang multinasional di World Economic Forum 2023."
Dalam forum tersebut, Johnny diagendakan bertemu dengan tokoh-tokoh terkemuka dunia dan juga tampil sebagai pembicara pada sesi diskusi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved