Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PARA imigran Meksiko di Amerika Serikat mengkhawatirkan rencana pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, yang mengancam akan mendeportasi mereka ke Guatemala.
Sejak berakhirnya perang saudara pada 1996, Guatemala secara konsisten memiliki tingkat pembunuhan lebih tinggi daripada Meksiko, tetangga di utara yang lebih makmur.
“Saya tidak bisa pulang, mereka sudah menculik saudara laki-laki dan anak laki-laki saya,” kata Carlos, seorang warga Meksiko yang berusaha mencapai AS melalui kota perbatasan Tijuana. Dia mengatakan melarikan diri dari geng kriminal di Negara Bagian Guerrero.
“Mereka mengejar saya. Jika kembali, mereka pasti akan membunuh saya. Jika saya tidak aman di Meksiko, pasti saya akan semakin tidak aman di Guatemala,” ujarnya sambil meminta nama belakangnya dirahasiakan atas alasan keamanan.
Menurut aturan AS yang diumumkan pada Senin (6/1), warga Meksiko yang memohon perlindungan di perbatasan AS-Meksiko dapat dideportasi ke Guatemala.
Presiden Trump tahun lalu bereaksi terhadap lonjakan pendatang di AS dari Amerika Tengah. Ia mengeluarkan serangkaian kebijakan yang bertujuan mencegah mereka memasuki AS. Aturan terbaru berlaku untuk migran dari Meksiko, Honduras, dan El Salvador dengan tujuan mengurangi masuknya pendatang ke AS.
Tidak jelas kapan AS akan mulai mengirim pendatang Meksiko ke Guatemala. Pemerintah Meksiko memperkirakan 900 pencari suaka Meksiko dapat terkena dampak mulai Februari tanpa menjelaskan bagaimana mendapatkan angka itu.
Orang-orang Meksiko yang berbicara bahwa daerah mereka tidak aman karena geng narkoba mengatakan kebijakan itu memberi mereka sedikit pilihan. (AFP/Hym/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved