Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SERANGAN udara terhadap sekolah militer di ibu kota Libya, Tripoli, terjadi pada Sabtu (4/1) kemarin. Dilaporkan, sebanyak 28 taruna tewas dan belasan lainnya terluka dalam serangan tersebut.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA), Amin al-Hashemi, telah mengonfirmasi serangan udara di sekolah militer yang berada di daerah al-Hadba al-Khadra tersebut.
Ia mengatakan serangan itu terjadi ketika para taruna tengah berkumpul di lapangan sebelum pergi ke asrama mereka. “Sebuah serangan udara di sekolah militer Tripoli menewaskan 28 taruna dan melukai puluhan lainnya,” terang Amin al-Hashemi.
Petugas medis di tempat kejadian tengah mengevakuasi jasad para korban dan memperingatkan jumlah korban masih dapat bertambah. Kementerian Kesehatan GNA pun menyerukan donor darah di rumah sakit dan bank darah untuk membantu para korban yang terluka.
Pasukan GNA menuduh para pendukung Haftar sebagai pelaku penyerangan, dengan mengunggah foto-foto korban dan yang terluka di jejaring sosial Facebook. Namun, pasukan pro-Haftar belum mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan itu.
Wilayah selatan Tripoli telah menyaksikan pertempuran sengit sejak April lalu, ketika Jenderal Khalifa Haftar memulai serangan terhadap GNA.
Adapun bentrokan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir sejak pengumuman Haftar menyangkut serangan penghabisan untuk merebut ibukota.
Sejak penggulingan pemerintahan Muammar Khaddafi pada 2011, Libya telah dilanda perang sipil, yang membuatnya terbagi dalam dua poros persaingan kekuasaan. Pertama, Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang dipimpin Perdana Menteri Fayez al-Serraj di ibukota Libya, Tripoli, yang didukung PBB dan internasional.
Kedua, pemerintahan Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin oleh Jenderal Khalifa Haftar di Libya timur, yang didukung Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Yordania, Arab Saudi, dan Rusia.(AFP/DW/Uca/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved