Meski Berselisih, KTT NATO Ciptakan Kemajuan

MI
04/12/2019 22:40
Meski Berselisih, KTT NATO Ciptakan Kemajuan
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg(AFP)

PARA pemimpin NATO berusaha menunjukkan persatuan aliansi mereka ketika berupaya menyimpulkan akhir KTT tahunan mereka, Rabu (4/12). Namun, apa yang seharusnya menjadi perayaan ke-70 NATO dibayangi oleh saling serang komentar soal dana dan strategi masa depan NATO. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pun mengakui solusi untuk perselisihan dengan Turki masih belum ditemukan.

“Saya yakin bahwa kita akan dapat menemukan solusi untuk masalah yang berkaitan dengan memperbarui rencana pertahanan,” ujar Stoltenberg di Watford, barat laut London, Inggris.

“Saya membahas ini dengan Presiden Erdogan tadi malam, dan kami tengah mengerjakan masalah ini,” sambungnya.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang menjadi tuan rumah KTT NATO berusaha mengecilkan perselisihan yang terjadi. “Ada jauh lebih banyak yang menyatukan kita daripada memecah belah kita, dan saya pikir satu hal yang diputuskan oleh setiap pemimpin di sini adalah pentingnya NATO bagi keamanan kolektif kita,” tutur Johnson.

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan dialog strategis baru NATO dengan Rusia. Macron juga mempertanyakan serangan yang dilancarkan Turki terhadap pasukan Kurdi di Suriah dan pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam menahan upaya NATO dalam upaya meningkatkan perlindungan negara-negara Balkan, kecuali sekutu lainnya memasukkan milisi Kurdi di timur laut Suriah sebagai teroris. NATO akan meningkatkan pertahanan Polandia, Estonia, Lithuania, dan Latvia dalam menghadapi kemungkinan serangan dari Rusia.

Para pemimpin negara anggota NATO saling bertatap muka di berbagai kelompok terpisah, sebelum melangsungkan jamuan makan malam dengan Ratu Elizabeth II di Istana Buckingham Inggris, Selasa, (3/12). Namun Macron menolak menarik pernyataannya yang menyebut strategi NATO “mati otak”. Trump terus berkeras bahwa beberapa negara anggota NATO lalai membayar anggaran misi keamanan.

Perselisihan itu memberi akhir yang tegang dari apa yang diharapkan peringatan ke-70 NATO sebagai aliansi militer paling sukses, serta menunjukkan Barat dapat menghadapi tantangan dari Rusia dan Tiongkok. (AFP/Uca/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya