Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SETELAH pemerintah Italia menetapkan status keadaan darurat di Venesia akibat banjir setinggi 1,87 meter, kota warisan UNESCO di Italia tersebut kini harus kembali menghadapi gelombang pasang hebat. Air pasang mencapai ketinggian 1,5 meter kemarin pagi waktu setempat.
Banyak pihak yang menuding bencana banjir tersebut merupakan akibat dari pemanasan global. Mereka memperingatkan Italia untuk menyadari risiko yang ditimbulkan oleh pergerakan musim yang semakin tak menentu.
Meskipun ketinggian air pasang kali ini lebih rendah dari pasang tertinggi pada Selasa (12/11), pejabat setempat mengatakan pasang kali ini masih berada dalam kategori berbahaya. Pejabat setempat menjelaskan fenomena air pasang tersebut dipicu oleh badai dan angin kencang yang menghantam kota kanal itu.
Sebelumnya, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menyetujui penetapan keadaan darurat di Venesia pada Kamis (14/11) malam.
Conte menyebut musibah banjir itu sebagai “pukulan ke jantung negara kita”.
Ia menyebut setiap rumah yang terdampak banjir dapat mengajukan klaim bantuan pemerintah hingga 5.000 Euro atau sekitar Rp77,5 juta. Sementara pelaku usaha, yang memiliki toko ataupun restoran, dapat mengklaim ganti rugi hingga 20 ribu Euro atau sekitar Rp310 juta sebagai kompensasi.
Namun, di saat otoritas berwenang Venesia menaksir tingkat kerusakan yang dialami situs-situs warisan budaya Venesia akibat banjir, penduduk setempat justru memperlihatkan aktivitas yang berlawanan. Banyak dari mereka yang berhenti untuk kemudian meminum kopi di bar yang tergenang banjir.
Wisatawan juga masih banyak yang berkunjung ke alun-alun utama Venesia meski lokasi itu tergenang air. (AFP/Uca/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved