Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Gedung Putih Tutupi Percakapan Trump

Melalusa Susthira K
28/9/2019 02:30
Gedung Putih Tutupi Percakapan Trump
Mark Warner (D-VA) Wakil Ketua Komite Intelijen Senat dan anggota-anggota peringkat berbicara kepada pers.(Brendan Smialowski / AFP)

TINDAKAN Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Ukraina menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS, menurut pengaduan pelapor yang dirilis pada Kamis yang juga tampaknya mengungkapkan upaya Gedung Putih untuk menutupi percakapan dengan seorang pemimpin asing.

Whistleblower menuduh bahwa Trump menggunakan panggilan telepon dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, untuk meminta campur tangan dalam pemilihan 2020, dan bahwa Gedung Putih kemudian campur tangan untuk mengunci transkrip panggilan itu.

“Dalam menjalankan tugas resmi saya, saya telah menerima informasi dari beberapa pejabat pemerintah AS bahwa presiden Amerika Serikat menggunakan kekuatan kantornya untuk meminta campur tangan dari negara asing dalam pemilihan umum AS tahun 2020,” tulis whistleblower itu.

Beberapa organisasi berita melaporkan tempat Whistleblower bekerja, tetapi identitas Whistleblower belum diungkapkan kepada publik atau diverifikasi secara independen oleh The Guardian.

Menghapus transkrip

Menurut Whistleblower, Pejabat diarahkan pengacara Gedung Putih untuk menghapus transkrip dari sistem komputer tempat transkrip tersebut biasanya disimpan. Transkrip itu malah disimpan dalam sistem terpisah yang tidak digunakan untuk menyimpan dan menangani informasi rahasia sangat sensitif.

“Seorang pejabat Gedung Putih menggambarkan tindakan ini sebagai penyalahgunaan sistem elektronik, karena panggilan itu tidak mengandung sesuatu yang sensitif dari sudut pandang keamanan nasional,” tulis Whistleblower itu.

“Serangkaian tindakan ini menggarisbawahi bagi saya bahwa pejabat Gedung Putih memahami gravitasi dari apa yang terjadi dalam panggilan itu.”

Donald Trump muncul untuk mengatasi kontroversi Ukraina yang bergulir pada Kamis pagi, dengan men-tweet: “PENIPUAN TERBESAR DALAM SEJARAH POLITIK AMERIKA!”. Kemudian, di sebuah acara pribadi di New York, Trump menyerang orang-orang yang membantu memberi tahu pelapor dan menyinggung pembalasan.

Komite Intelijen DPR AS memulai pemeriksaan terhadap sejumlah pejabat tinggi intelijen administrasi Presiden Donald Trump.

Direktur Intelijen Nasional, Joseph ­Maguire, awalnya menolak untuk memberi kesaksian di DPR AS. Namun, di bawah pemeriksaan Komite Intelijen DPR yang memulai proses penyelidikan pemakzulan Presiden Donald Trump, Joseph Maguire hadir dan memberi kesaksian, di Capitol Hill, Kamis (26/9).

Dalam pidato pembukaannya, Maguire menawarkan alasannya untuk tidak segera meneruskan pengaduan ke Kongres seperti yang disyaratkan dalam undang-undang whistleblower. Dia percaya bahwa informan rahasia yang melaporkan pembicaraan Trump dan Zelenskiy bertindak dalam iktikad baik dan melakukan hal yang benar.

Di tengah sebagian besar serangan keras Republik terhadap kepala mata-mata dan upaya Demokrat, anggota Kongres GOP Mike Turner mengatakan, “Saya ingin mengatakan kepada presiden, Ini tidak apa-apa. Pembicaraan itu tidak apa-apa.” (AFP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya