Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
ANGGOTA parlemen Sikh pertama di Inggris Tanmanjeet Singh Dhesi menuntut Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta maaf atas pernyataan rasisnya terhadap perempuan Muslim pada masa lalu.
Johnson pernah mengeluarkan pernyataan rasis yang menyebut perempuan Muslim yang mengenakan cadar terlihat seperti kotak surat melalui kolomnya di Surat Kabar Inggris 'The Daily Telegraph.'
Diunggah melalui akun Twitter @TanDeshi, Tanmanjeet yang merupakan amggota parlemen dari Partai Buruh, menceritakan sakitnya pengalaman dia tumbuh besar di Inggris dan mengalami serangan serupa.
"Bagi kami yang, sejak usia muda, harus menanggung dan menerima sebutan seperti towelhead atau Taliban, atau kepada orang-orang yang mengatakan bahwa kami berasal dari bongo-bongo, kami dapat menghargai sepenuhnya luka dan kesakitan dirasakan perempuan Muslim yang rentan ketika mereka digambarkan tampak seperti perampok bank dan kotak surat," kata Dhesi saat berbicara di hadapan Johnson dalam sidang parlemen Inggris, Rabu (4/9).
Baca juga: Parlemen Inggris Sudutkan Johnson
Ia melanjutkan, "Jadi, daripada bersembunyi di balik investigasi palsu dan kabur, kapan Perdana Menteri akhirnya akan meminta maaf atas pernyataan menghina dan rasisnya? Pernyataan rasis itu telah menyebabkan lonjakan kejahatan rasial."
Ia menyebutkan bahwa insiden Islamofobia naik 375% dalam sepekan setelah Johnson menyinggung soal cadar.
Dilansir dari laman The Daily Telegrap, Johnson, ketika itu, menulis, "Jika Anda memberi tahu saya bahwa burka [burqa] menindas, saya bersama Anda. Saya akan melangkah lebih jauh dan mengatakan bahwa itu benar-benar menggelikan bahwa orang-orang harus memilih berkeliling seperti kotak surat."
Pada kesempatan tersebut Dhesi juga menantang Perdana Menteri Inggris itu untuk memerintahkan penyelidikan terhadap dugaan Islamofobia di dalam Partai Konservatif.
Namun saat menanggapi pernyataan Deshi, Johnson mengklaim Dhesi gagal memahami secara utuh artikel yang ditulisnya.
Menurut Boris, tulisan dia sebenarnya adalah pembelaan yang kuat atas hak setiap orang mengenakan apa pun yang mereka inginkan.
Johnson mengatakan dalam tanggapannya: "Saya berbicara sebagai seseorang yang bangga tidak hanya memiliki leluhur Muslim, tetapi juga berhubungan dengan Sikh seperti Anda. Saya juga bangga mengatakan bahwa, di bawah pemerintahan ini, kami memiliki Kabinet paling beragam dalam sejarah negara ini. Kami benar-benar mencerminkan Inggris yang modern."
Dia juga meminta agar Partai Buruh mengatasi masalahnya sendiri terkait dengan antisemitisme. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved