Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
PARA arkeolog di Peru menemukan ratusan jenasah anak-anak yang diduga korban persembahan untuk dewa di era pra kebudayaan Chimu. Penemuan sebanyak 227 kerangka anak-anak ini merupakan yang terbesar sebagai bagian upacara persembahan.
Para arkelog telah menggali sejak tahun lalu di situs Huanchao, sebuah daerah dekat pantai yang ramai di kunjungi wisatawan di sebelah utara Lima, ibu kota Peru.
Para arkeolog pertama kali menemukan kerangka anak-anak ini pada Juni 2018 saat menggali di Lampa la Cruz, kota yang berdekatan dengan Huanchao. Saat itu mereka sedikitnya menemukan 26 kerangka bocah.
"Ini penemuan (di Huanchao) terbesar dimana anak-anak jadi korban untuk persembahan," kata Kepala Arkelog, Feren Castillo yang memimpin penggalian kepada AFP, Selasa (27/8) waktu setempat.
Anak-anak itu, kata, Castillo, dikorbankan untuk menghindari 'kemarahan dewa' yang menghadirkan cuaca buruk atau yang dalam isilah saat ini fenomena El Nino.
Menurut para arkeolog, jumlah anak-anak yang dikorbankan kini memungkinan bisa lebih banyak. "Begitu kita menggali di satu tempat, selalu ditemukan kerangka lainnya."
Dari kerangka yang ditemukan umumnya menghadap laut. Beberapa di antaranya, ditemukan masih memiliki kulit dan rambut.
Huanchaco sendiri merupakan situs dimana banyak ditemukan kerangka anak-anak yang dikorbankan dalam kebudayan Chimu yang mencapai puncak kejayaannya pada periode 1200 - 1400. Wilayah kerajaannya yang disebut Chimor ini, meliputi Peru dan Ekuador. Namun, imperium mereka musnah pada 1475 setelah diserbu suku/bangsa Inca. (A-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved