Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
POLISI Hong Kong pada Senin (12/8) meluncurkan truk meriam air sebagai cara baru menghalau demonstran prodemokrasi di Hong Kong. Alat tersebut dikerahkan setelah gas air mata dan peluru karet gagal menghentikan demonstrasi yang telah berlangsung selama lebih dari dua bulan itu.
Truk-truk itu dilengkapi dengan kamera pengintai realtime dan beberapa semprotan pipa. Aparat terlihat mendemonstrasikan semburan air dari truk yang diarahkan kepada beberapa boneka orang-orangan.
Tiga kendaraan truk air itu ditaksir berbiaya 27 juta dolar Hong Kong (US$3,4 juta). Polisi menolak untuk mengonfirmasi harga pasti dari kendaraan-kendaraan tersebut. Sebelumnya, metode melawan demonstran dengan meriam air belum digunakan selama krisis melanda Hong Kong.
Pengawas Senior Chan Kin-kwok dalam pertemuan di parlemen, Senin (12/8), mengatakan polisi hanya akan menggunakan truk tersebut jika terjadi gangguan publik besar-besaran, yakni gangguan yang mengarah pada jatuhnya korban jiwa, harta benda yang dihancurkan secara ceroboh, atau ancaman serius terhadap ketertiban umum dan keselamatan publik.
Dalam pertemuan parlemen itu, para anggota parlemen prodemokrasi berseteru dengan anggota parlemen pro-Beijing. Mereka membawa pam-flet-pamflet bertuliskan ‘Pembunuhan-pembunuhan (oleh) Polisi HK’.
Polisi sehari sebelumnya bentrok dengan pengunjuk rasa. Polisi menembakkan gas air mata kepada pengunjuk rasa di sebuah stasiun kereta api tertutup untuk pertama kalinya.
Menurut otoritas rumah sakit, pada Minggu, pukul 23.30 waktu setempat, 13 orang yang terdiri atas 9 pria dan 4 wanita terluka dalam protes dan dikirim ke rumah sakit di seluruh kota. Sembilan telah dipulangkan, sedangkan seorang pria dan wanita masih dalam kondisi serius.
Rekaman video menunjukkan para petugas memukul para pengunjuk rasa, sementara gas air mata memenuhi udara.
Terancam dipecat
Di sisi lain, perusahaan penerbangan Hong Kong Cathay Pacific memperingatkan stafnya pada Senin bahwa mereka dapat dipecat jika mendukung atau berpartisipasi dalam protes ilegal karena maskapai ini mendapat tekanan dari Beijing.
Peringatan itu mengikuti peraturan baru yang diberlakukan regulator penerbangan Tiongkok yang mewajibkan Cathay Pacific untuk menyerahkan manifes staf pada penerbangan ke daratan atau melalui wilayah udaranya.
Kepala eksekutif Rupert Hogg menegaskan bahwa karyawan Cathay Pacific akan menghadapi konsekuensi disiplin jika mereka terlibat dalam protes prodemokrasi.
Otoritas Bandara Internasional Hong Kong, kemarin sore, membatalkan semua keberangkatan penerbangan yang belum melakukan proses check-in.
Hal itu disebabkan ribuan demonstran prodemokrasi membanjiri bandara. Mereka mengacung-acungkan papan bertuliskan ‘Hong Kong tidak Aman’ dan ‘Malu kepada Polisi’.
“Selain penerbangan keberangkatan yang telah menyelesaikan proses check-in dan penerbangan kedatangan yang sudah menuju ke Hong Kong, semua penerbangan lainnya telah dibatalkan,” kata pihak berwenang.
Pelaksana Tugas (Plt) Konsul Jenderal Republik Indonesia di Hong Kong, Mandala Purba, mengimbau para WNI untuk segera mencari alternatif tempat tinggal atau akomodasi sementara di Hong Kong sampai mendapatkan kepastian mengenai jadwal penerbangan. (AFP/SouthChinaMorningPost/I-1)
Kemenangan Spurs ditentukan oleh gol spektakuler Pape Matar Sarr yang mencetak gol dari tengah lapangan.
Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor produk rempah dan madu produksi pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) asal Bali, CV Naralia Group, ke pasar Hong Kong.
HONG Kong ditaksir menelan kerugian 2-3 miliar dolar Hong Kong (sekitar Rp4,15 triliun-Rp6,23 triliun) akibat diterjang Topan Wipha.
Topan Wipha menerjang Hong Kong dengan hujan deras dan angin kencang hingga 167 km/jam, menyebabkan pohon tumbang, gangguan transportasi.
Pemerintah di Thailand dan Vietnam bersiap menghadapi dampak Topan Wipha dengan mengerahkan berbagai perangkat tanggap darurat dan bencana.
Laga Jepang vs Hong Kong menjadi panggung debut gemilang bagi striker muda Jepang, Ryo Germain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved