Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Dukungan Publik untuk Boris Johnson Hanya 31%

Marcheilla Ariesta
25/7/2019 15:45
Dukungan Publik untuk Boris Johnson Hanya 31%
Demonstrasi anti-Boris Johnson di London, Inggris(AFP/Tolga AKMEN)

BORIS Johnson dipilih sebagai Perdana Menteri Inggris dan pemimpin partai Konservatif pada Selasa (23/7). Lembaga survei YouGov melaporkan hasil jajak pendapat dan menemukan hanya 31% dukungan publik untuknya.

Dilansir dari Channel News Asia, Kamis (25/7), pemimpin oposisi Partai Buruh Jeremy Corbyn menantangnya untuk mengadakan pemilihan ulang.

"Pemilihannya yang kurang dari 100 ribu suara dari anggota partai Konservatif membuatnya rentan terhadap tuduhan bahwa ia tidak memiliki mandat untuk memerintah," kata YouGov.

Meski demikian, Johnson mengindikasikan dirinya tidak akan melakukan pemilihan ulang. Dia mengatakan langkah tersebut baru akan dilakukannya jika Brexit telah terpenuhi.

Johnson sepertinya sangat serius dengan Brexit. Ini terlihat dari pemilihan kabinet barunya yang merupakan para 'pejuang' Brexit garis keras.

Baca juga: Carrie Symonds, Calon Ibu Negara Inggris

"Orang-orang yang ragu mereka akan melakukan kesalahan lagi," ucap Johnson dalam pidato nasional pertamanya sebagai Perdana Menteri,” katanya.

"Kami akan memenuhi janji-janji parlemen yang berulang-ulang kepada rakyat dan keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober - tanpa atau ada kesepakatan,” imbuh Johnson.

PM Johnson pun menunjuk wajah-wajah baru namun akrab. Sekretaris Kabinet dipimpin oleh Michael Gove, sementera Dominic Raab kembali menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.

Raab adalah mantan Menteri Brexit di era Theresa May. Raab mundur dari kabinet May pada akhir tahun lalu, sebagai protes atas penarikan dari kesepakatan Brexit.

Kurangnya dukungan untuk Johnson terlihat saat perjalanannya ke Istana Buckingham untuk bertemu Ratu Elizabeth. Para pengunjuk rasa membentuk rantai manusia yang menghalangi iring-iringan pemimpin baru itu.

Meski demikian, tidak sedikit juga tepuk tangan untuk Johnson tersebut ketika dia berjalan masuk ke Istana untuk pertama kalinya sebagai perdana menteri. (Medcom/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya